Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspektorat DKI: Kasus Bus Berkarat Bisa Dibawa ke KPK

Kompas.com - 14/02/2014, 08:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Inspektorat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Frangky Mangatas menegaskan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa saja turun tangan atas kasus bus baru yang berkarat. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni ditemukannya unsur pidana.

"Sangat bisa, asal ditemukan tindak pidana. Mereka kan penegak hukum. Lagipula di sini ada kewenangan mereka," ujar Frangky saat ditemui di kantornya, Kamis (13/2/2014) siang.

Hingga hari kedua (Kamis kemarin) investigasi, pihaknya belum menemukan hasil yang signifikan selain adanya kerusakan pada komponen bus. Pihaknya lalu menghimpun dokumen sebagai syarat pengadaan bus sekaligus memeriksa sejumlah pegawai negeri sipil dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang terlibat.

"Kita lanjutkan dengan investigasi. Proses ini pasti berkembang sesuai dengan temuan-temuan kita nantinya." katanya.

Selain temuan komponen bus yang berkarat, Frangky mengatakan bahwa investigasi juga menyasar proses pengadaan bus melalui tender. Hasil investigasinya nanti akan dituang dalam bentuk laporan berisi kondisi bus baru secara komprehensif.

"Temuan itu berarti ada permasalahan. Bisa ditemukan pelanggaran prosedur atau hanya masalah kepatutan atau yang lain," ucapnya.

Frangky menyatakan, investigasi tidak bisa dilakukan terburu-buru. Mengingat, jumlah bus yang diperiksa cukup banyak, yakni 90 bus transjakarta dan 18 Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).

Ia memperkirakan, investigasi itu rampung pada dua pekan mendatang. Demi mengoptimalkan investigasi, Inspektorat berencana bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Kami yakin pasti ini ada pelakunya. Kita tunggu prosesnya saja," ujarnya lagi.

Terancam dipulangkan ke China

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar mengungkapkan, sejumlah bus transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) yang rusak, terancam dipulangkan ke China. Hal itu bakal dilakukan jika hasil investigasi menunjukan bus-bus itu sesuai dengan spesifikasi kontrak atau tidak.

"Kalau memang penelitian menyebutkan bus tidak sesuai spek, tentu tidak akan kita terima," ujarnya.

Namun, jika investigasi Inspektorat hanya menunjukan bahwa kerusakan komponen bisa ditolerir dan secara umum sesuai spek, bus-bus itu akan dikembalikan ke Agen Pemegang Merk (APM) untuk diperbaiki terlebih dahulu sebelum dioperasikan.

Pengadaan bus berlanjut

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan tetap akan meneruskan pengadaan transportasi massal di Jakarta. Ia bakal melakukan pengadaan bus tahun ini dengan proses yang jauh lebih berkualitas.

Kamis siang, Jokowi mengaku telah bertemu Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang baru, Muhammad Akbar. Jokowi minta program pengadaan bus diprioritaskan. Namun, untuk mencegah kasus bus berkarat terulang, Jokowi mengandalkan sistem pengadaan barang yang bakal diterapkan di Pemprov DKI Jakarta, yakni Electronic Catalog dan Electronic Purchasing. "Yang penting saya pesan tadi, kerja baik saja," ujar Jokowi.

Sebelumnya diberitakan, 5 dari 90 bus Transjakarta dan 10 dari 18 BKTB-semuanya bus baru-mengalami kerusakan pada komponennya. Misalnya, banyak komponen berkarat, berjamur dan beberapa instalasi tampak tidak dibaut. Bahkan, ada bus yang tidak dilengkapi dengan fanbelt.

Kondisi itu memicu tidak beroperasinya sejumlah unit bus usai diluncurkan Jokowi, beberapa waktu lalu. Banyak mesin bus yang cepat panas, mesin sulit dinyalakan, proses kelistrikan sulit karena korosi di kepala aki. Bahkan, ada bus yang tabung apar pendingin mesin tiba-tiba meledak dan persoalan lain.

Telisik punya telisik, rupanya ditemukan juga kejanggalan dalam proses pengadaan bus. Pihak yang mendatangkan bus, yakni PT San Abadi, bukan pemenang tender. Terungkap bahwa PT San Abadi merupakan subkontrak PT Saptaguna Dayaprima, satu dari lima pemenang tender. Hal ini dipertanyakan, mengingat situasi demikian memungkinkan adanya mark up anggaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com