Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesona Ahok di Kampung Halamannya...

Kompas.com - 15/02/2014, 07:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Nama Basuki Tjahaja Purnama tidak lekas hilang dari ingatan warga Belitung. Meski hanya sekitar 19 bulan menjabat Bupati Belitung Timur--itu pun sudah terhitung lama, yakni tahun 2005-2006--pria yang akrab disapa Ahok tersebut tetap memesona warga setempat.

Kompas.com berkesempatan untuk ikut Ahok pulang kampung pada Jumat (14/2/2014). Sejak Ahok turun dari pesawat hingga tiba di rumahnya di Kecamatan Gantung, Belitung Timur, anak-anak hingga kakek-nenek bagai bertemu saudara yang lama tidak pulang seusai merantau.

"Halo, Pak Dji Sam Soe," sapa seorang sopir angkot kepada pria yang kini menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

Dji sam soe atau 234 merupakan sebutan untuk Ahok ketika ia menjadi calon Bupati Belitung. Nomor 23 adalah nomor urut partai pengusung Ahok, Golkar. Adapun 4 adalah nomor urutnya sebagai calon bupati. Ada cerita lucu soal popularitas pria kelahiran 29 Juni 1966 tersebut di Belitung. Nama Ahok selalu dikaitkan dengan pemimpin pemerintahan Belitung Timur saat ini, yakni Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama, adik kandung Ahok. Jika anak-anak kecil di Belitung ditanya siapa Bupati Belitung Timur saat ini, maka jangan heran jika ada yang menjawab, "Adiknya Pak Ahok."

Muhammad Salim(45), warga Manggar, ingat betul bagaimana Ahok melakukan pembangunan besar-besaran ketika ia menjadi bupati. Ahok membangun kantor pusat pemerintahan menjadi satu kawasan di Belitung Timur, menyulap jalan-jalan menjadi hotmix, dan yang paling diingat adalah kesehatan gratis bagi warga di sana.

"Istilahnya, Pak Ahok menanamkan tonggak di Belitung ini. (Bupati) yang selanjutnya sih tinggal melanjutkan saja. Dia itu orang baik," ujarnya.

Aksi Ahok di Belitung kala itu cukup heboh. Maklum saja, Ahok adalah bupati pertama dari etnis Tionghoa, jumlahnya 30 persen dari minoritas warga yang ada di Belitung. Selain itu, Ahok adalah bupati pertama yang dipilih secara demokratis. Setelah Kepulauan Bangka-Belitung berdiri sebagai sebuah provinsi pada 2001, Kabupaten Belitung Timur waktu itu dipimpin oleh seorang pelaksana tugas bupati. Ahok kemudian terpilih sebagai bupati pertama pada 2005 di Belitung Timur.

Eliza (36), warga Manggar, mengaku merindukan sosok Ahok di kampung halamannya. Di satu sisi, dia menyayangkan begitu cepatnya suami Veronica Tan itu memimpin Belitung Timur. Namun di sisi lain, dia ikhlas jika Ahok berkembang di daerah lain. Hingga saat ini, kata Eliza, belum ada sosok yang dapat menggantikan Ahok di Belitung, bahkan adiknya sendiri, Basuri. 

"Toh dia orang Manggar, tak mungkin orang itu bak kacang lupa kulitnya. Mau ke mana dia pasti balik ke sini ikut bangun kita," ujar Eliza.

Cap Go Meh

Ahok pun tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya ketika kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya. Senyumnya terus mengembang, tangannya tiada henti merengkuh tangan warga. Ia menghampiri warga dan menanyakan kabar sekaligus berharap semua baik-baik saja. Itu dilakukannya hingga malam hari yang bertepatan dengan puncak perayaan Imlek atau Cap Go Mhe.

Sebenarnya, Ahok tidak pernah mempunyai kedekatan dengan perayaan Cap Go Meh. Hal itu karena ia tumbuh dan berkembang di zaman orde baru di mana wujud kebudayaan Tionghoa diberangus dan baru muncul sejak era kepemimpinan Presiden RI 1999-2001 Abdurrachman Wahid. Namun, apalah artinya itu semua jika dalam kesempatan itu, dia bisa dekat dengan orang banyak dan mengobrol, sesuatu yang sangat disukainya.

Disambut oleh lima tarian barongsai, Ahok, Basuri, dan beberapa rekan lamanya memasuki halaman Wihara Darma Suci, Manggar. Suasana hangat antara Ahok dan warga setempat sangat kental terasa. Dalam kesempatan pidatonya, Ahok minta di perayaan Cap Go Meh, seluruh warga kampung mendoakannya di tanah rantau.

"Saya tidak mau bikin malu warga Belitung sebab, kalau saya gagal, saya itu sudah mempermalukan warga Belitung," ujarnya disambut meriah.

Perayaan Cap Go Meh itu sendiri berlangsung meriah. Selain atraksi barongsai, panitia juga menyuguhkan atraksi kembang api selama 15 menit tanpa henti. Wajah Ahok tidak pernah berhenti mendongak ke atas sambil berdecak kagum menyaksikan keindahan kembang api di kampung halamannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com