Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Mengurus Apa Pun di Jakarta Pasti Diputar ke Mana-mana

Kompas.com - 14/02/2014, 11:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui mengurus segala administrasi di Jakarta sulit. Oleh sebab itu, ia sepakat dengan pernyataan Ombudsman yang menyebutkan bahwa Pemprov DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat pengaduan terbanyak.

"Memang pusing kita kalau mau mengurus apa pun di Jakarta. Karena, kita mengurus apa pun pasti diputar ke mana-mana," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (14/2/2014).

Basuki mengaku lega begitu perda pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) telah disahkan oleh DPRD DKI Jakarta. Apabila pelayanan sudah satu pintu, birokrasi tidak akan memusingkannya kembali. PTSP juga meminimalkan kemungkinan "permainan" para PNS DKI.

Saat ini, Pemprov DKI sedang mencari PNS berkompeten untuk menjabat sebagai Kepala Badan PTSP. Menurut Basuki, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan memilih Kepala Badan PTSP seperti saat memilih Kepala Dinas Pendidikan. Mereka akan memilih pejabat yang tidak berlatar belakang pendidikan.

Sekadar informasi, Kepala Dinas Pendidikan yang baru terpilih adalah Lasro Marbun. Ia sebelumnya merupakan Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala). Lasro menggantikan posisi Taufik Yudi Mulyanto yang digeser menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGuP2). Apabila dibandingkan, Lasro merupakan sarjana hukum, sedangkan Taufik merupakan pejabat yang memiliki latar belakang pendidikan.

"Nah, jadi Pak Gubernur bilang, 'Kirim orang seperti itu, untuk mempelajari apa yang terjadi di Dinas Pendidikan. Jadi, bisa melakukan perombakan'," kata Basuki.

Ombudsman mendapat sebanyak 4.800 pengaduan dari masyarakat terkait kinerja lembaga pemerintahan. Dari laporan tersebut, DKI Jakarta dinyatakan sebagai provinsi dengan tingkat pengaduan terbanyak.

Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana mengatakan, DKI Jakarta mendapat pengaduan yang mencapai 1.100 laporan sepanjang 2013. Pengaduan itu terkait seputar pelayanan masyarakat dan pemberian izin bangunan fasilitas publik seperti sekolah dan rumah sakit. Dari jumlah tersebut, pengaduan paling banyak terkait buruknya pelayanan dalam pengurusan izin investasi.

Menurut dia, sebagian besar pengadu mengeluhkan masih banyaknya pungutan liar dalam pengurusan izin usaha. "DKI itu pengaduan investasi paling tinggi. Kalau anda mau bangun PT dan CV itu paling banyak pungutan liarnya," kata Danang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com