Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Pintu ala Jokowi Dikhawatirkan Lahirkan "Raja Kecil"

Kompas.com - 19/12/2013, 07:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI-Perjuangan, William Yani, khawatir pembentukan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) melahirkan "raja kecil". Dia khawatir kewenangan mengurus izin yang dimiliki pejabat PTSP membuat mereka menyalahgunakannya demi kepentingan pribadi semata.

"Makanya harus di-rolling setiap berapa tahun, misalnya dua tahun, supaya enggak jadi 'raja kecil' dia di lapangan," ujarnya kepada Kompas.com di Gedung DPRD DKI, Rabu (18/12/2013) siang.

Kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh pejabat PTSP, lanjut pria yang akrab disapa Willy tersebut, cukup besar. Pertama, mentalitas pegawai negeri sipil Pemerintah Provinsi DKI masih rentan dengan budaya "main mata", apalagi bidang perizinan.

Kedua, kewenangan pejabat PTSP mengeluarkan izin, besar. Ketiga, Willy berpendapat pembentukan badan PTSP ini tidak lebih dari sekadar pelimpahan wewenang mengeluarkan izin dari sejumlah dinas sebelumnya ke satu badan, yakni PTSP. Artinya, tidak ada yang berubah selain lebih cepat serta lebih praktis.

"Nah soal pungutan, gimana? Yang dulu-dulu kan tetap saja izin buat restoran, tempat hiburan, izin mendirikan bangunan banyak yang main uang juga. Makanya kita sarankan di-rolling," ujar Willy.

"Walaupun si pejabatnya bagus, pintar, tapi tetap harus rolling supaya pelayanan di masyarakat merata. Mungkin di-rolling-nya di wilayah lain, tapi jabatannya sama, biar belajar juga," lanjutnya.

Warga bisa gugat

Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) DKI Jakarta Lasro Marbun mengatakan, saat ini telah ada 400 PNS yang mendaftarkan diri untuk masuk ke badan PTSP. Kini, para PNS diberikan pelatihan pelayanan perizinan masyarakat serta akan berjalan optimal pada April 2014 yang akan datang. Ia menegaskan, warga Ibu Kota yang merasa tidak puas dengan PTSP di tingkatan wali kota hingga kelurahan bisa melayangkan gugatannya melalui Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN.

Lasro mengatakan, proses hukum tersebut merupakan jaminan agar petugas loket PTSP tetap mengoptimalkan pelayanannya. "Kalau nanti tidak sesuai dengan jangka waktu yang dijanjikan, maka pengurus izin berhak menuntut sesuai jalurnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com