Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Terlalu Banyak Siluman yang Harus Dicari

Kompas.com - 20/02/2014, 15:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengklaim telah menghentikan kerja sama dengan swasta dalam pengelolaan sampah kelurahan dan kecamatan. Lurah dan camat harus terus mengetahui wilayah mana yang penuh dengan sampah.

Basuki mengatakan, lurah dan camat harus dapat melaporkan kepada wali kota tentang kondisi pengelolaan sampah setempat. Informasi itu kemudian diteruskan ke Dinas Kebersihan DKI. Menurut Basuki, setiap RW seharusnya memiliki satu tempat pembuangan sementara (TPS) dan banyak tong sampah.

"Pernah lihat tong sampah bagus enggak di DKI? Nah, itu barang sekarang pada ke mana? Jadi, terlalu banyak siluman yang harus dicari," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Oleh karena itu, Basuki meminta kepada Kepala Dinas Kebersihan Ediningtyas Saptastri untuk mengkaji pengelolaan sampah di tiap kelurahan. Kajian itu meliputi perhitungan jumlah perjalanan truk untuk mengangkut semua sampah di kelurahan. Apabila jumlah truk sampah kurang, Pemprov DKI dapat menyewa dengan mengusulkan dalam e-catalogue dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).

Penghentian kerja sama dengan swasta di tingkat kelurahan dan kecamatan ini dilakukan dengan melihat fakta masih banyak tumpukan sampah di Ibu Kota. Saat masih bekerja sama dengan swasta, di tiap kelurahan ada petugas kebersihan yang bersiaga.

"Waktu saya tanya, kok bisa banyak sampah menumpuk? Dinasnya bilang truk sampah kita kurang. Lho kalau truk sampah kurang, memang cleaning service-nya gimana? Makanya, kita putuskan kerja sama dengan swasta," kata Basuki.

Sejak Januari 2014, Pemprov DKI Jakarta telah menghentikan kerja sama pengangkutan sampah dengan swasta. Alasannya, selain merugikan keuangan Pemprov DKI, juga ada rencana untuk meremajakan 600-an kendaraan operasional angkutan sampah yang sudah tidak laik jalan.

Hingga saat ini Dinas Kebersihan baru berhasil meremajakan 107 kendaraan operasional angkutan sampah dari total sekitar 700 unit kendaraan yang sudah tua dan tak layak operasi. Pemprov DKI tetap akan memaksakan pengangkutan sampah dengan sistem swakelola.

Basuki mengatakan, banyak laporan dari warga melalui pesan singkat kepadanya tentang adanya penumpukan sampah. Laporan itu dilanjutkan kepada Kepala Dinas Kebersihan DKI Ediningtyas Saptastri dan Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji yang baru tujuh hari dilantik.

"Kalau sudah 2-3 bulan (sampah) masih menumpuk, pecat lagi saja kepala dinas sama wakilnya," kata Basuki.

Meskipun Basuki menyatakan akan memutus semua rekanan swasta dalam pengangkutan sampah di Jakarta, Pemprov DKI tetap menganggarkan biaya pengangkutan sampah di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014. Total anggaran yang dialokasikan untuk menangani sampah sebanyak Rp 447 miliar. Anggaran di 42 kecamatan tersebut bervariasi, mulai dari Rp 5 miliar hingga Rp 23 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com