Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parkir Liar Bertumbuh Lagi di Pasar Gembrong

Kompas.com - 24/02/2014, 12:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang kaki lima di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, tidak lagi menggunakan bahu jalan untuk membuka lapak. Namun, bahu jalan malah dimanfaatkan menjadi parkiran liar.

Pantauan Kompas.com, Senin (24/2/2014), keberadaan parkir liar tersebut muncul di sepanjang bahu Jalan Basuki Rahmat yang mengarah ke Pondok Bambu. Para calon pembeli dengan santainya memarkirkan kendaraannya di depan lapak pedagang tanpa memedulikan bakal mengakibatkan macet. Parkir liar ini juga terlihat di jalur sebaliknya yang mengarah ke Jalan DI Panjaitan arah Cawang.

Barisan motor pada kedua jalur ini memakan sekitar satu meter dari pinggiran trotoar. Keluar masuknya motor dari parkir liar itu mengganggu lalu lintas kendaraan yang lewat pada dua sisi Jalan Basuki Rahmat. Parkir kendaraan yang paling padat terletak dekat dengan Jalan DI Panjaitan.

Pengamat tata kota, Yayat Supriatna, menyatakan, keberadaan parkir akan sulit untuk dihilangkan selama ada pasar. Dua hal tersebut, menurutnya, tidak dapat dipisahkan. Lokasi Pasar Gembrong yang berada di pinggir jalan serta tidak adanya lahan untuk menitipkan kendaraan memunculkan masalah tersebut.

"Harus ada ruang yang jelas untuk mereka, para PKL. Selama ada pasar di situ, pasti akan muncul parkirnya," kata Yayat, saat dihubungi Kompas.com.

Menurut Yayat, selain keberadaannya yang bisa menimbulkan macet, parkir liar juga memelihara keberadaan preman. "Preman ini muncul karena di Jakarta itu enggak ada yang gratis. Jadi, kalau tiap hari orang parkir di situ, akan muncul premannya," ujar Yayat.

Dia menyadari, mengatasi masalah parkir liar bukan perkara mudah. Pemprov DKI Jakarta, lanjutnya, mengalami kendala karena relokasi PKL ke dalam pasar dinilai tidak mampu menguntungkan pedagang. Belum lagi pedagang yang tidak tertampung dan masalah pengawasan.

"Yang tidak tertampung kemudian masih bebas berkeliaran, lalu yang di dalam lihat, akhirnya jadi ikutan keluar," ujar Yayat.

Menurut Yayat, Pemprov DKI bisa mencontoh Kota Bandung yang menerapkan aturan berupa denda Rp 1.000.000 bagi para PKL yang berjualan di jalan. Selain itu, denda itu juga diberlakukan kepada para pembeli yang berbelanja di PKL pinggir jalan dengan besar yang sama. Menurutnya, tinggal bagaimana langkah Pemprov DKI berani untuk menerapkan aturan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com