Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Panti Asuhan Samuel Tunjukkan Lokasi Kekerasan

Kompas.com - 06/03/2014, 17:59 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com
- Anak panti asuhan yang dilibatkan dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Petugas Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Kriminal Umum Polda Metro Jaya, menunjukkan lokasi kekerasan yang dialaminya.

"Dalam olah TKP oleh Polda Metro Jaya, lima anak yang dilibatkan, menunjukkan lokasi kekerasan mulai dari dikurung di kandang anjing, dipukul gesper, dicemplungin di kamar mandi, diikat rantai hingga disetubuhi," kata Prima Evira, dari LBH Mawar Saron yang ikut dalam oleh TKP di Panti Asuhan Samuel's Home, Gading Serpong, Kamis (6/3/2014).

Dia mengatakan, dari hasil olah TKP, diperoleh keterangan tambahan, antara lain lokasi pemukulan oleh Samuel Watulingas di ruang tamu. Begitu pula dengan rantai yang digunakan untuk mengikat anak panti asuhan.

Kekerasan lainnya Selain itu, ada juga kekerasan seperti pemukulan dengan gesper, anak panti yang dimasukkan ke dalam bak kamar mandi, dikurung di kandang anjing.

"Kekerasan tersebut dilakukan sebagai pemberian hukuman kepada anak asuhnya. Biasanya karena telat pulang usai main. Namun, tindakan itu sudah sangat salah," katanya.

Tidak hanya itu saja, terdapat juga tindakan asusila yang dilakukan SW kepada anak asuhannya. Diketahui, dua anak diduga telah disetubuhi Samuel. "Tadi, anak panti asuhan pun menunjukKan lokasi ketika disetubuhi," tegasnya.

Dalam olah TKP tersebut dilakukan 10 hingga 12 adegan. Terdapat lima anak panti asuhan yang dihadirkan dalam oleh TKP tersebut terdiri dari empat laki - laki dan satu perempuan. Kelima anak tersebut menggunakan penutup muka saat proses olah TKP berlangsung.

Sebelumnya  Polda Metro Jaya telah menetapkan Samuel (50) selaku pemilik panti asuhan The Samuel’s Home, di Tangerang, sebagai tersangka atas dugaan kekerasan terhadap anak asuh di pantinya. Saat ini istrinya, Yuni Winata, masih berstatus saksi dalam kasus tersebut.

Samuel dikenai dugaan pelanggaran Pasal 77 dan Pasal 80 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Penelantaran dan Penganiayaan Anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com