Dari perjuangan dan ketekunannya itu, akhirnya Ely bisa mengumpulkan uang hingga Rp 17 juta. Uang itu diikat dalam jumlah tertentu kemudian dimasukkan ke dalam karung putih. Ketika ditanya untuk apa uang itu, Ely mengatakan ingin membangun rumah untuknya dan Vivi.
Namun, pada Selasa (11/3/2014) lalu, dia terjaring razia penertiban di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Lima anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) meringkusnya bersama Vivi dan gerobak miliknya.
Meski berusaha berontak, Ely yang tampak kusam itu tidak berdaya melawan personel Satpol PP. Tanpa membawa Vivi, Ely diamankan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 3, Jalan Raya Kamal Nomor 6 Cengkareng, Jakarta Barat.
"Kata om-om Satpol PP-nya, kalau saya enggak mau ikut, bakal ditendang sama ditarik-tarik. Om-om Satpol PP-nya jahat-jahat," tutur Ely kepada Kompas.com, di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (12/3/2014).
Selama berbincang dengan Kompas.com, Ely terus memanggil-manggil Vivi. Bila Kepala Panti Sosial Ahmad Dumyani menghampiri Ely, ia pun merengek dan terus meminta Dinas Sosial DKI memulangkan Vivi kepadanya.
Menurut Ely, Vivi sedang berada di pos keamanan kantor Wali Kota Jakarta Pusat. Raut muka Ely terlihat sedih kala mengingat Vivi. Ia terus membayangkan hidup di sebuah rumah yang nyaman bersama Vivi.
Selama memulung, setiap harinya Ely mendapat upah Rp 25.000-Rp 40.000. Sebagian penghasilannya disisihkan untuk ditabung hingga terkumpul hingga Rp 17 juta. Ke mana-mana dia selalu membawa uang hasilnya memulung.
Kadang-kadang, ketika dia memulung di kawasan-kawasan elite Ibu Kota, ada orang yang menaruh belas kasih kepadanya. Mereka biasanya memberi Ely uang untuk membeli makan.
"Saya mau bangun rumah buat Vivi. Soalnya saya udah enggak punya anak, satu anak saya kasih ke orang yang lewat di jalan," cerita Ely.
Di dalam rumah impiannya itu, Ely ingin membeli sebuah DVD player dan radio tape. Sebab, hobi Ely adalah mendengarkan ceramah agama, pengajian, dan lagu Mandarin.
Ahmad Dumyani kembali menghampiri Ely saat wawancara. Ely kembali merengek minta kepala panti untuk mencari anjingnya yang hilang. Ia tak ingin Vivi terkena hujan dan kelaparan. Selama bersamanya, Vivi selalu diberi makanan empat sehat lima sempurna lengkap dengan teh manis dan soda susu.
Selain merengek minta anjingnya kembali, Ely juga meminta untuk segera dibebaskan dari panti sosial. Sebab, tak sedikit penghuni lain yang menjahilinya. Perempuan asal Madiun itu lebih banyak menghabiskan waktu dengan melamun.
Ia masih tak habis pikir mengapa gerobaknya juga diangkut Satpol PP. Menurut dia, personel Satpol PP lebih cocok menertibkan warga yang tidur di trotoar dan tidak membawa gerobak.
Selain kesal dengan personel Satpol PP, Ely juga kesal dengan para petugas Dinas Sosial DKI. "Dulu, rambut saya se-tante. Tapi, pas masuk ke sini, (rambut) saya langsung dibotakin, mana tukang mandiin-nya galak," keluh Ely.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.