Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Mau Digusur PT KAI, Warga Muara Bahari Lapor ke KPU

Kompas.com - 31/03/2014, 14:19 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah mendapatkan surat peringatan penggusuran oleh pihak PT Kereta Api Indonesia ( KAI ) Persero, warga RW 011, RW 012, dan RW 007 Kampung Muara Bahari Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara melaporkan hal tersebut ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta. Karena menurut mereka penggusuran yang akan dilakukan sebelum pemilu tersebut akan mengacaukan Pemilu Legislatif pada tanggal 09 April 2014 di wilayah RW 011, RW 012, dan RW 007.

“Dalam surat pemberitahuan penggusuran paksa disebutkan jadwalnya mendekati waktu Pemilu yaitu pada tanggal 1 April 2014,” ujar Syaharudin Rahim salah warga yang menjadi koordinator warga kepada Kompas.com, Senin (31/3/2014).

Menurutnya, perlakuan itu KAI akan membuat seluruh warga yang ada diwilayah tersebut kehilangan hak untuk memilih, padahal jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di tiga RW tersebut ada sebanyak 4.937 suara dengan jumlah TPS sebanyak 12 TPS.

“Tadi kami sudah layangkan surat ke KPU, mereka akan segera memberi tahu ke Gubernur dan pihak terkait, kita juga beri tembusan ke Menteri Dalam Negeri dan Menteri BUMN, karena KAI termasuk kedalam BUMN,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan, PT KAI melakukan tindakan yang melanggar undang-undang karena sebagian warga yang ada di ketiga RW telah memiliki sertifikat hak milik. Itulah sebabnya sehingga warga sampai saat ini bertahan sambil menunggu proses hukum yang warga lakukan gugatan di pengadilan PTUN.

Sementara itu, Humas DAOP I KAI, Agus Komarudin mengatakan surat peringatan tersebut sudah merupakan prosedur yang ada. Bahkan pihaknya sudah memberikan sosialisi peringatan untuk kedua kalinya.

“Kita sudah kedua kalinya memberikan somasi peringatan kepada mereka, yang pertama tanggal 21 Maret kemarin, dan tanggal 1 April ini somasi yang kedua supaya cepat dikosongkan. Kalau memang melaporkan silakan saja, yang jelas program PT KAI sudah seperti itu, lagipula rumah tersebut juga diketahui merupakan rumah dinas KAI, aneh saja kalau malah lari-lari ke KPU,” ujar Agus.

Agus menjelaskan, penggusuran di pemukiman tersebut adalah untuk pembangunan jalur rel kereta api double track yang sudah mulai selesai pengerjaannya. Menurut Agus, lahan tersebut akan dipersiapkan untuk infrastruktur bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok yang secara skala nasional juga untuk mengurangi jumlah angkutan barang di jalan raya yang merupakan salah satu sumber kemacetan.

Dia menambahkan, pihak KAI juga sudah memberikan uang kompensasi kepada para warga dengan dibayarkan sesuai dengan bangunan yang mereka miliki, untuk bangunan semi permanen dihargai sebesar Rp 300.000 sedangkan bangunan permanen dihargai sebesar Rp 500.000. Selain itu, warga juga diberikan biaya transportasi untuk pindah sebesar Rp 3 Juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com