Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang St Kranji Tolak PKL

Kompas.com - 04/04/2014, 16:34 WIB
Agita Tarigan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sejumlah pengguna layanan kereta api di Stasiun Kranji menilai suasana stasiun lebih nyaman tanpa adanya pedagang kios kecil. Menanggapi somasi yang dilakukan Persatuan Pegiat Usaha Stasiun Jabodetabek (Perpustabek) pada PT KAI kemarin, para pengguna layanan kereta api di Stasiun Kranji menyarankan adanya pemberian bantuan dari pemerintah daerah.

"Stasiun kereta kan termasuk tempat pelayanan publik, pemerintah sudah sewajarnya bantu nanganin masalah ini," kata Andre Winata (36), penumpang kereta komuter di Stasiun Kranji, Jumat (4/4/2014).

Andre mengatakan, penggusuran pedagang kios di Stasiun Kranji pada Agustus 2013 memang tidak pantas dilakukan. Namun, di sisi lain, stasiun menjadi lebih bersih sejak pedagang tak berjualan lagi.

Menurut Andre, Pemerintah Kota Bekasi sebaiknya tak hanya menyerahkan kasus ini pada Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PT KAI). Pemkot Bekasi dikatakan mempunyai tanggung jawab membantu kelangsungan hidup para korban penggusuran tersebut.

Tak jauh berbeda dengan Andre, Martha Restu (24), penumpang Kereta Api Argo Parahyangan, juga membenarkan bahwa stasiun yang lebih nyaman sejak PT KAI menertibkan pedagang kios di wilayah Stasiun Kranji.

"Buat perempuan, pasti jadi ngerasa lebih aman juga kalau pulang malam, soalnya enggak ada pedagang yang suka jahil lagi," kata Martha.

Martha tak setuju bila para pedagang ditempatkan kembali di Stasiun Kranji. Menurut dia, stasiun akan terlihat kumuh. Ia mengatakan, stasiun sudah lebih nyaman dengan toko-toko modern yang juga dapat memenuhi keperluan penumpang.

Menanggapi tindakan penggusuran yang dilakukan PT KAI kepada para pedagang, Martha menyarankan bahwa tempat usaha yang dimiliki pedagang sebaiknya diganti oleh PT KAI. Selain itu, Pemerintah Kota Bekasi dapat menyediakan tempat lain bagi para pedagang agar tak kehilangan mata pencarian.

Sebelumnya, PT KAI telah melakukan penggusuran terhadap 300 orang pedagang kios di Stasiun Kranji dan sejumlah pedagang lain di stasiun se-Jabodetabek. Hingga kini, perseroan tersebut belum memberikan ganti rugi atas penghancuran kios-kios itu. Hal tersebut membuat Perpustabek melayangkan somasi kepada PT KAI yang dibantu oleh LBH Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penolakan Tapera Terus Menggema, Buruh dan Mahasiswa Kompak Gelar Unjuk Rasa

Penolakan Tapera Terus Menggema, Buruh dan Mahasiswa Kompak Gelar Unjuk Rasa

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 28 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 28 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok, Ini Alasannya

Rombongan Tiga Mobil Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok, Ini Alasannya

Megapolitan
Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Megapolitan
Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Megapolitan
Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Megapolitan
Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Megapolitan
Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Megapolitan
Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Megapolitan
Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Megapolitan
Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Megapolitan
Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com