Berdasarkan pantauan Kompas.com, ratusan waria ini datang dengan menggunakan tiga bus metromini. Mereka langsung menggelar aksi unjuk rasa di bekas SPBU. Beberapa di antaranya membawa spanduk bertuliskan "Megawati Capres 2014 Yes, Jokowi Tetap Gubernurnya Yes" dan "Kalau Mau Jadi Capres, Beresin Dulu Jakarta".
Minul, salah satu waria koordinator aksi, mengatakan, semua waria yang terlibat melakukan aksi berasal dari wilayah Jakarta Timur. Pihaknya turun melakukan aksi meminta agar Jokowi tetap menjadi Gubernur DKI.
"Kami dalam rangka orasi mendukung Bapak Jokowi agar tetap menjadi Gubernur DKI. Kami maunya Pak Jokowi menjabat dulu sampai lima tahun masa jabatannya berakhir," ujar Minul, saat ditemui di lokasi, Minggu pagi.
Minul menyatakan, langkah Jokowi maju mencalonkan diri menjadi presiden membuat mereka merasa kehilangan sosok yang sudah membangun berbagai program di berbagai bidang, yang salah satunya kesehatan.
Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang digagas Jokowi, menurut dia, sangat membantu para waria berobat di rumah sakit. "Maka dari itu, kami tidak ingin kehilangan sosok Pak Jokowi yang kami kagumi. Kami sering mengakses kesehatan menggunakan KJS Pak Jokowi dan kami tidak kena biaya sepeser pun," ujar Minul.
Minul menyatakan, sebenarnya mereka hendak melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia. Namun, karena saat ini masuk dalam masa tenang kampanye, mereka mengurungkan niatnya dan hanya melakukan aksi di lokasi tersebut.
"Rencana memang di HI, tapi karena berhubung ini hari tenang, kita enggak dapat izin. Ini semua ada 100 orang dari wilayah Jakarta Timur," ujar dia.
Uci, salah satu waria lainnya, mengungkapkan hal senada. Dirinya berharap, Jokowi dapat membenahi Ibu kota terlebih dahulu. Uci menilai, Jokowi sudah membenahi beberapa masalah Jakarta melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan relokasi penduduk pada program normalisasi.
Upaya Jokowi menangani kemacetan terasa dengan sejumlah pembangunan sarana transportasi massal, seperti monorel dan MRT. "Maka dari itu, saya enggak rela dia jadi presiden. Takut lupa sama rakyat kecil," ujar Uci.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.