Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Jalanan Juga Punya Hak Pilih

Kompas.com - 07/04/2014, 10:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi memastikan hak pilih dalam pemilu adalah milik seluruh warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun atau sudah menikah. Begitu pula dengan hak pilih bagi pengemis atau gelandangan.

"Siapa pun dia, asalkan dia WNI, sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah, tentu punya hak pilih. Termasuk seperti pengemis dan anak jalanan yah," ujar Komisioner KPU Nurul Sumarheni kepada Kompas.com, Senin (7/4/2014).

Menurut Nurul, ketentuan yang harus dijalani anak jalanan itu sama saja dengan warga lain. Namun, kondisi anak jalanan yang biasanya tidak memiliki domisili tetap bisa menjadi halangan. Hal itu karena nama anak jalanan tidak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap.

Akan tetapi, masalah tersebut bukan tanpa solusi. Nurul mengatakan, daftar nama anak jalanan tersebut dapat dimasukkan ke Daftar Pemilih Khusus.

"Sebenarnya itu bisa diurus, yang bersangkutan bisa dimasukkan ke Daftar Pemilih Khusus. Tapi sayangnya proses pendataan pemilih sudah berakhir. Sekarang ini, apabila ada pemilih yang belum terdaftar, baik dalam DPT, DPK, maupun DPTb (Pemilih Pindahan), maka alternatifnya hanya satu, yaitu memilih di domisilinya masing-masing dengan membawa KTP atau identitas diri lainnya," tuturnya.

Sementara itu, yang tidak memiliki kartu identitas dapat meminta surat domisili dari RT/RW tempat mereka akan memilih.

Salah seorang anak jalanan, Anto (20), menunjukkan antusiasme ikut dalam pemilihan umum nanti. Dirinya mengaku sudah memiliki partai pilihan. Namun, Anto belum tahu apakah dirinya memiliki hak pilih atau tidak.

"Saya mau nyoblos. Tapi enggak tahu bisa atau enggak. Katanya harus punya KTP. Saya enggak punya," ujarnya.

Ketika ditanya alasannya ingin berpartisipasi dalam pemilu, Anto mengaku berharap caleg yang terpilih dapat mengubah nasibnya. "Ya, siapa tahu kalau ikut milih saya gak jadi gelandangan lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com