Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Juni, Kereta Jarak Jauh Harus Masuk Jakarta Sebelum Jam 6 Pagi

Kompas.com - 17/04/2014, 19:31 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam upaya memberikan pelayanan yang maksimal terhadap para pengguna kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek, PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana akan mengubah grafik perjalanan kereta (Gapeka) untuk kereta jarak jauh yang masuk dan keluar Jakarta.

Menurut rencana, per Juni 2014, semua kereta jarak tidak boleh lagi beroperasi di atas jam 06.00 WIB. "Mulai Juni nanti seluruh kereta jarak jauh dari luar kota sudah harus masuk Jakarta sebelum jam 06.00 WIB. Sehingga tidak berbarengan dengan KRL," kata Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono kepada Kompas.com, Kamis (17/4/2014) sore.

Sugeng menjelaskan, pengubahan Gapeka tersebut bertujuan agar KRL dapat mencapai jarak kedatangan antarkereta di stasiun (headway) sesering mungkin, terutama untuk menanggulangi kepadatan penumpang di pagi hari.

Meskipun demikian, kata Sugeng, perubahan jadwal Gapeka untuk kereta jarak jauh hanya akan diterapkan pada jadwal pagi.

"Kita prioritaskan yang pagi karena orang berangkat kerja kan tidak boleh terlambat. Kalau untuk jam sore, ada perubahan cuma tidak banyak, karena kan kalau sore tinggal pulang rumah saja kan," tukasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Tri Handoyo mengakui, banyak permasalahan yang terjadi dalam layanan KRL Commuter Line Jabodetabek. Permasalahan tersebut, kata dia, meliputi seringnya gangguan sinyal dan headway yang kurang cepat.

Kedua hal itu terjadi karena usia alat persinyalan yang sudah tua, dan masih bercamburnya jalur KRL dengan jalur kereta jarak jauh, baik kereta penumpang maupun kereta barang.

Khusus mengenai jalur, Tri berujar, tidak seharusnya pengoperasian kereta perkotaan seperti KRL bercampur dengan jalur yang digunakan kereta jarak jauh. Kereta perkotaan membutuhkan pengaturan yang berbeda dari kereta jarak jauh karena jarak tempuh kereta perkotaan lebih singkat, namun membutuhkan kereta yang harus melintas sesering mungkin.

"Di seluruh dunia, track kereta komuter itu untuk dirinya sendiri. Kenapa, karena waktunya yang sangat pendek. Jadi pengaturannya sangat rinci. Jadi tidak boleh terganggu dengan kereta lain. Jadi ada ketepatan. Tapi yang seperti itu sukit dicapai apabila track masih dipakai bersama (kereta jarak jauh)," kata Tri di Stasiun Sudirman, tadi siang.

Karena itu, ia menyambut baik rencana pembangunan double track Manggarai-Bekasi. Menurutnya, langlah tersebut sangat tepat karena selama ini seringkali layanan KRL rute Jakarta-Bekasi sering terganggu akibat bergantian menggunakan jalur dengan kereta-kereta jarak jauh yang hendak menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Double track itu konsepnya sudah lama dan itu akan dibangun pemerintah. Jadi kereta antar kota punya track sendiri, KRL punya track sendiri. Jadi, tidak saling ganggu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Megapolitan
Heru Budi Umumkan 'Jakarta International Marathon', Atlet Dunia Boleh Ikut

Heru Budi Umumkan "Jakarta International Marathon", Atlet Dunia Boleh Ikut

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Megapolitan
Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Megapolitan
Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Megapolitan
Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com