Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyesal Bayar Rp 20 Juta Sebulan ke JIS

Kompas.com - 20/04/2014, 09:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua korban kejahayan seksual di TK Jakarta International School (JIS) kaget mengetahui sekolah tempat anaknya belajar ternyata tidak berizin. Padahal, dia harus membayar Rp 20 juta setiap bulannya.

"Kalau saya tahu sekolah itu tidak memiliki izin, saya tidak gila masukin anak saya ke sana, benar enggak," kata TH, ibu AK (6), ketika ditemui di Griya Dewantara, Jalan RS Fatmawati 16-18, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2014), seperti dikutip dari Warta Kota.

"Kamu mau masuk (sekolah) tidak ada izin, bayarnya Rp 20 juta perbulan, mau? Itu makanya, jengkel saya," katanya lagi dengan nada tinggi.

TH mengatakan, dirinya menghargai keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menutup sementara TK bertaraf internasional tersebut. Namun, menurutnya, sebaiknya TK tersebut ditutup saja. Sebab, sejak awal, pihak sekolah tidak transparan bahwa TK tersebut ternyata belum memegang izin dari Ditjen PAUDNI Kemendikbud.

Sementara itu, Dirjen PAUDNI Lydia Freyani Hawad menyatakan, pihaknya meminta JIS memenuhi syarat perizinan terlebih dulu. Makanya, TK JIS akan ditutup sementara sehingga perizinan dipenuhi.

"Kita mau dipenuhi persyaratan perizinan dulu, mereka harus merumahkan sisiwa dan guru-gurunya. Karena kami akan kirimkan tim investigasi dan audit atas kasus ini," kata Lydia.

Lydia juga menegaskan, JIS bukan sekolah perwakilan diplomatik yanhg memakai kurikulum negara yang diwakilinya. JIS merupakan sekolah internasional, yang siswa Indonesia diperbolehkan sekolah di sana. Sementara, sekolah diplomatik tidak memperbolehkan anak Indonesia menjadi siswa di sekolah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com