Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambil Sertifikasi Guru, Dimintai "Uang Amplop" Rp 50.000

Kompas.com - 22/05/2014, 12:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang guru salah satu sekolah menengah pertama di bilangan Jakarta Selatan, sebut saja A, mengaku diminta pungutan dengan jumlah bervariasi oleh petugas pencairan tunjangan sertifikasi guru Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan (Sudin Pendidikan Jaksel).

"Kadang minta Rp 50.000, istilah mereka minta 'amplop'. Itu diminta kalau kita mau ambil SK sertifikasi guru," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2014) siang.

Aksi pungutan liar tidak hanya terjadi pada dia saja, tetapi juga guru yang telah bersertifikasi di satu SMP. Bahkan, sejumlah guru itu sampai menyatukan uangnya untuk diberikan ke sang oknum pegawai negeri sipil.

"Yang terakhir itu terkumpul sampai Rp 1 juta. Kalau enggak begitu, tunjangan akan lama banget turunnya. Sementara itu, kita butuh," lanjutnya.

Guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut mengatakan, pencairan uang tunjangan sertifikasi guru selalu bermasalah, yakni sejak ia mendapatkan sertifikasi pada 2007 silam hingga 2014 ini.

Padahal, tunjangan sertifikasi guru sebesar gaji pokok sangatlah penting bagi seorang guru seperti dirinya. Persoalan yang dihadapi, lanjutnya, mulai dari pemotongan tunjangan, hingga mekanisme pencairan yang pelik dan tidak tepat waktu.

"Kayak bulan ini saya ke sudin, enggak taunya dibagiinnya di sekolah lain. Katanya disuruh ambil di sana. Lah, kita kan mesti ngajar anak-anak. Gimana bisa bolos?" ujarnya.

"Yang paling benar pembagiannya itu waktu tahun 2009, pas mau pemilu. Itu pemberian tunjangan yang paling bagus," lanjutnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun terkejut. Dia menegaskan bahwa pengambilan tunjangan guru bersertifikasi di sudin tidak dipungut biaya sepeser pun.

"Saya akan cek. Harus saya pecat orang-orang seperti itu. Negara ini harus cepat kayak gini," ujar Lasro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com