Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Clubbing", Naiklah Transjakarta Layanan Malam Hari

Kompas.com - 02/06/2014, 07:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jakarta penyuka dunia hiburan malam dianjurkan untuk tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi apabila hendak pergi ke tempat-tempat hiburan itu. Apalagi, terhitung mulai 1 Juni 2014, layanan bus transjakarta akan mulai beroperasi selama 24 non-stop.

Menurut Direktur Institute Transportation for Development Policy (ITDP) Indonesia, Yoga Adiwonarto, anjuran untuk menggunakan transportasi publik bagi para "clubbers" bertujuan untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat pengaruh minuman beralkohol.

Cara tersebut, kata Yoga, telah diterapkan di kota-kota yang berada di negara maju. "Intinya sih don't drink and drive. Kalau mau mabok, pulangnya naik taksi atau naik bus. Atau kalau mau lebih capek, jalan kaki," kata Yoga kepada Kompas.com, Minggu (1/6/2014).

Tak hanya itu, Yoga juga meminta Kepolisian Lalu Lintas dan pengelola tempat hiburan malam untuk lebih giat melakukan pengawasan terhadap para pengunjung yang baru keluar dari tempat hiburan malam.

"Kalau di luar negeri, polisi biasanya sering nongkrong di tempat parkir bawa alat tes napas untuk mengecek kadar alkohol. Kalau tinggi, pengunjung akan dilarang mengemudi," tutur Yoga. "Warga di sana cukup taat peraturan. Karena kalau ketangkap nyetir dengan kadar alkohol tinggi, SIM mereka akan dicabut dan tidak diperbolehkan menyetir lagi," imbuh dia.

Koridor dan halte layanan malam

Sebelumnya diberitakan, pada tahap awal akan ada tiga koridor yang mendapatkan layanan bus transjakarta pada malam hari. Tiga koridor itu adalah Koridor I rute Blok M-Kota, Koridor III rute Harmoni-Kalideres, dan Koridor IX rute Pluit Pinang Ranti.

Meski demikian, tidak semua bus transjakarta akan berhenti di setiap halte yang ada di sepanjang masing-masing koridor. Pengelola hanya mengoperasikan halte dengan jumlah penumpang banyak dan lokasinya dekat dengan keramaian.

Pada jalur Koridor I, bus hanya berhenti di Halte Blok M, Bundaran Senayan, Bendungan Hilir, Karet, Dukuh Atas 1, Tosari, Sarinah, Harmoni, Mangga Besar, dan Kota. Di Koridor III, bus hanya berhenti di Halte Sumber Waras, Grogol 1, Grogol 2, Central Park, Jelambar, Indosiar, Jembatan Gantung, Jembatan Baru, Rawa Buaya, Pesakih, dan Kalideres.

Adapun di Koridor IX, bus berhenti di Halte PGC 2, Cawang UKI, BNN, Cawang Ciliwung, Pancoran Tugu, Kuningan Barat, Jamsostek Gatot Subroto, Semanggi, Slipi Petamburan, Kemanggisan, RS Harapan Kita, Penjaringan, dan Pluit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com