Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Usut Proyek yang Batal

Kompas.com - 10/06/2014, 20:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pejabat Pemprov DKI Jakarta mengembalikan proyek karena berbagai alasan. Pejabat yang menyerahkan proyek tanpa argumentasi yang kuat terancam sanksi dari Pemprov DKI Jakarta. Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tengah mengusut pejabat yang diduga ingin bermain aman.

Basuki meminta Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah DKI Jakarta Wiriyatmoko mencatat semua pejabat tersebut. ”Saya ingin mengajak bermain bersih, tetapi masih susah. Masih ada yang ingin main-main. Saya mau mencopot mereka dari pejabat struktural menjadi staf biasa. Sebab, tidak ada kewajiban kami memindahkan mereka ke posisi struktural lagi,” kata Basuki, Senin (9/6), di Jakarta.

Saat ini paling tidak ada anggaran Rp 6 triliun-Rp 8 triliun yang batal dimanfaatkan. Pengguna anggaran mengembalikan anggaran itu dengan penyebab yang bermacam-macam. Sebagian tidak layak dilelang karena tidak memenuhi syarat pelelangan dan sebagian terlambat didaftarkan ke Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP).

Saat ini, kata Basuki, tahapan lelang sangat detail sehingga menuntut pengguna anggaran membuka perencanaan yang detail sampai ke harga satuan. Hal ini yang tidak dilakukan sejumlah pejabat di DKI Jakarta.

”Maka, wajar kami temukan anggaran yang terlalu tinggi dari harga pasar, tidak ada nilai satuannya, dan anggaran tidak perlu dialokasikan,” tutur Basuki.

Setelah tidak terkendala syarat-syarat pelelangan, sejumlah pengguna menyerah dengan mengembalikan proyek itu ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Kenyataan ini menunjukkan adanya pejabat yang tidak mau bekerja keras menggunakan anggaran itu dengan sistem baru. Mereka itulah, kata Basuki, yang layak digeser ke tempat lain.

Jika nanti penggeseran pejabat ini menuai tuntutan hukum, Pemprov DKI akan mencabut tunjangan kinerja daerah (TKD). ”Jika perlu, mereka dipindah ke pulau paling luar di Kepulauan Seribu,” kata Basuki.

Salah satu program pengadaan yang dikembalikan ke Bappeda DKI adalah pengadaan meja kursi di sejumlah sekolah. Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun mengatakan, pengadaan barang ini tidak dibuat dengan detail. Sebab, meja dan kursi di sekolah yang dimaksud belum diperlukan.

Bukan hanya itu, pengadaan komputer di sejumlah sekolah juga tidak efisien. Sebab, komputer hasil pengadaan tahun lalu belum dimanfaatkan. Jika tetap diadakan, sama artinya dengan pemborosan. ”Saya terpaksa mengembalikan agar penggunaan anggaran efisien,” kata Lasro.
Dianggarkan ganda

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Endang Widjajanti mengakui banyak anggaran ganda yang belum bisa dimanfaatkan. Selain tidak perlu dialokasikan, sebagian merupakan anggaran ganda.

”Nanti saya cek lagi. Pengertian ganda di sini adalah mata anggaran yang benar-benar dobel dengan judul berbeda. Ada juga judul anggaran berbeda, tetapi substansi sama. Ada lagi yang barang sudah ada, tetapi ada anggaran pembelian lagi,” ujarnya.

Anggaran ganda bisa dideteksi setelah diberlakukan sistem penganggaran elektronik (e-budgeting) di Pemprov DKI Jakarta. Dengan sistem tersebut, satuan kerja dan unit kerja wajib membuat rencana anggaran secara terperinci sampai satuan tiga.

Satuan kerja dan unit kerja perangkat daerah tidak lagi bisa memasukkan rencana anggaran secara gelondongan seperti praktik yang sudah berlangsung selama ini. ”Anggaran yang tumpang tindih akan dikunci di satu mata anggaran. Anggaran lain bisa diprioritaskan untuk program lain,” kata Endang.

Kepala ULP DKI Jakarta I Dewa Gede Sony mengatakan, ada kuasa pengguna anggaran atau pejabat pembuat komitmen yang menyortir sendiri anggaran yang diduga ganda. Dengan demikian, dokumen lelang kegiatan yang sampai ke ULP sudah tidak ada yang dobel.

”Misalnya, dinas pendidikan yang menemukan ada kegiatan tercatat di dinas dan di suku dinas. Maka, salah satu kegiatan dicoret dan bisa dimasukkan dalam APBD Perubahan,” ujar Sony.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com