Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APKLI: Cara Ahok Tertibkan PKL seperti Penjajah

Kompas.com - 17/06/2014, 14:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tindakan keras Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam menertibkan pedagang kaki lima (PKL) Monas mengundang pro dan kontra.

Salah satunya ialah dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI). Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat APKLI Ali Mahsun menyebut tindakan Pemprov DKI Jakarta tidak manusiawi.

"Pakai pistol atau kejut listrik bukan cara manusiawi, tapi cara penjajah, seperti yang Ahok (Basuki) lakukan. Cara-cara Ahok yang kolonial seperti itu harus segera dihentikan," kata Ali, kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (17/6/2014).

Menurut dia, persenjataan lengkap satpol PP itu telah mencederai harkat dan martabat PKL. Ia menyayangkan langkah Pemprov DKI yang tidak lagi menganggap PKL sebagai warga negara biasa yang membutuhkan uang dalam menghidupi keluarga mereka.

Ali berpendapat keberadaan PKL di Monas maupun Tanah Abang tidak mengganggu stabilitas pemerintahan DKI Jakarta. Seharusnya, lanjut Ali, Pemprov DKI menggunakan cara komunikasi dalam menertibkan PKL.

"Pendekatan sosiokultural dan ekonomi juga harus dilakukan. Jangan sampai penertiban PKL Monas seperti Tanah Abang, yang mengusir pelan-pelan dari jalan dan membuat PKL bangkrut di Blok G," kata Ali.

Di sisi lain, Ali mengklaim telah melakukan banyak hal bagi PKL Monas. Dia mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan PKL Monas dan menjelaskan mengenai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

"Saya sampaikan bagaimana mencari jalan keluarnya. Pemerintah diuntungkan dan PKL juga tidak dirugikan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com