Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Ulah PKL, Pagar Monas Diperbaiki Setiap Hari

Kompas.com - 20/06/2014, 21:07 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seusai penertiban pedagang kaki lima (PKL) Monumen Nasional (Monas) pada Senin (16/6/2014), pagar taman di kawasan Monas terus-menerus dirusak oleh PKL. Setiap harinya, pekerja las kerap memperbaiki pagar yang dirusak setelah mendapat laporan dari petugas keamanan.

Pantauan Kompas.com pada Jumat (20/6/2014), sejumlah terali dicongkel oknum tak bertanggung jawab yang hendak masuk secara ilegal ke kawasan Monas.

Selain itu, para pengunjung yang melihat lubang pagar itu ikut melewatinya. Padahal, terdapat pintu masuk-keluar IRTI sekitar 200 meter dari pagar yang dijebol tersebut.

Pada hari Selasa, pagar yang dicongkel itu telah diperbaiki oleh pekerja las, tetapi hari Jumat sudah dicongkel lagi oleh PKL.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso pun sebelumnya menemukan lebih dari 20 titik besi pagar Monas yang dicongkel PKL. Kukuh mengatakan, anggotanya akan membantu Dinas Pertamanan untuk menjaga pekerja las agar tidak mendapat ancaman kembali dari PKL.

"Ada evaluasi sampai saat ini usai penertiban Senin kemarin, pagar yang direnggangin diperbaiki malah direnggangin lagi sama PKL. Kita tindak mereka (PKL) yang masuk lewat lubang pagar itu," kata Kukuh saat dihubungi, Jumat.

Kukuh mengatakan, pihaknya akan menindak PKL yang menghalangi pengelasan tersebut. Peraturan Daerah No 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, lanjut Kukuh, harus ditegakkan. Kukuh menyatakan, Satpol PP siap menghadapi kemungkinan buruk yang terjadi saat berhadapan dengan PKL.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar mengatakan, sejak penertiban Senin itu hingga hari ini, ia selalu menerima laporan pagar Monas dirusak.

"Laporan itu selalu ada. Jadi, ada PKL yang menggergaji terali untuk menerobos masuk ke dalam taman," kata Nandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com