Hal tersebut, kata dia, sama halnya dengan kebakaran yang sebelumnya pernah terjadi di sejumlah permukiman padat penduduk di kawasan lainnya.
Ahok menduga tindakan tersebut sudah lazim terjadi di permukiman-permukiman padat, terutama di rumah-rumah gubuk yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Dia mengaku melihat adanya kesamaan pola antara kebakaran di satu kawasan dengan kawasan yang lain.
"Yang kebakaran rata-rata rumah petak, 2x3 meter. Rumah petak yang dikasih listrik, disewain. Sewa per bulanannya cuma berapa ratus ribu aja. Kamu bisa bayangin enggak sambungan kabel segitu kecil, dijejelin dengan banyak alat, kayak TV, dispenser, kulkas, charger handphone," katanya, di Balaikota, Senin (30/6/2014).
Meski demikian, Ahok yakin perilaku tersebut lambat laun akan menghilang. Saat ini, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI sudah meminta PLN agar tidak memberikan sambungan listrik ke rumah-rumah yang tidak memiliki IMB.
"Saya sudah minta ke Dirutnya yang baru. Jadi PLN sudah baik sekarang, tidak lagi memberikan listrik ke rumah-rumah tanpa IMB. Dulu PLN tidak mau tahu, main kasih aja," ujar pria asal Belitung itu.
Dalam kebakaran di Muara Baru, tercatat ada ratusan rumah di RT 16/17 yang hangus dilahap si jago merah. Belum diketahui pasti penyebab dari kebakaran tersebut. Namun, dari hasil sementara laporan polisi, tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.