Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orasi Tengah Malam, Repdem Minta Bukti "TV One" soal Kader PKI di PDI-P

Kompas.com - 03/07/2014, 00:31 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sekitar 50 kader Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Kamis (3/6/2014) dini hari, bergerak menuju kantor stasiun televisi TV One di Pulogadung, Jakarta Timur. Aksi itu terkait kabar pemberitaan TV One dengan judul "PDI Perjuangan adalah kawan PKI, maka PDI-P musuh AD".

"Aksi ini kita protes pemberitaan yang tidak benar dari TV one. Berkaitan tuduhan terhadap PDI-P yang menempatkan, mencalonkan kader-kader dari PKI," ujar Ketua Umum Repdem Masinton Pasaribu di Kantor Repdem, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2014) tengah malam.

Setelah itu, mereka bergerak menuju kantor TV One. Rombongan Repdem tiba di depan kantor TV One kira-kira pukul 00.30. Setelah itu, mereka menggelar orasi di depan kantor stasiun televisi tersebut.

Masinton mengatakan, kebebasan pers yang dimiliki TV One ini tidak digunakan untuk memfitnah dan menyebarluaskan berita yang tidak benar dengan tuduhan PDI-P sama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). "TV One, tunjukkan bukti-buktinya kader PKI ada di PDI-P," ujar Masinton.

Masinton tidak takut aksi ini justru akan mencoreng nama PDI-P. Menurut dia, Repdem hanya menyampaikan sikap dengan baik. Mereka menjamin tidak akan ada aksi anarkistis yang dilakukan pada saat menyampaikan orasi.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengungkapkan kemarahan partainya atas pemberitaan TV One yang menyebutkan bahwa PDI-P mengusung kader PKI. Tjahjo menyebut pemberitaan ini sebagai fitnah yang kejam dan tak dapat ditoleransi.

"Fitnah sudah pada situasi kritis seolah PDI-P mengusung kader PKI. PDI-P kawan PKI maka PDI-P musuh AD (TNI Angkatan Darat, red), demikian berita TV One," kata Tjahjo melalui pesan berantai, Rabu (2/7/2014) malam.

Politisi PDI-P, Eva Kusuma Sundari, membenarkan bahwa pesan tersebut dibuat dan dikirim langsung oleh Tjahjo Kumolo. "Itu benar, Pak Sekjen marah besar," kata Eva saat dikonfirmasi secara terpisah.

Dalam pesannya, Tjahjo meminta TV One bertanggung jawab atas pemberitaan yang telah ditayangkan. Ia menyatakan tak segan mengambil sikap tegas karena berita fitnah itu dianggapnya melecehkan keluarga besar PDI-P dan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com