“Ada warga tang merasa dirugikan (karena tidak dapat menggunakan hak pilihnya). Di sini 85 persen mendukung calon presiden nomor urut 2,”ujar Sukri.
Hal yang sama juga disampaikan Sri. Begitu melihat ada Ketua KPU di antara para pemilih yang tengah memantau proses penghitungan suara, ia langsung mendatanginya. Menurut Sri, ia dan sekitar 20 warga penghuni rusun tidak difasilitasi menggunakan hak pilih. Padahal pada Pemilu Legislatif lalu, ia dapat menggunakan hak pilih di Rusun Pinus Elok.
“Saya sudah menanyakannya kepada petugas pak. Tapi tidak ada jawaban yang pasti,” kata Sri kepada Husni.
Komisioner KPU Jakarta Timur Sandra mengatakan, mayoritas warga merupakan pindahan dari sekitar Waduk Ria Rio dan Waduk Pluit. "Kami sudah mencoba memasukkan data mereka pada masa pemutakhiran data untuk pemilihan presiden. Namun sistem menolaknya, karena mereka sudah terdata di daerah asal,” katanya.
Ia memperkirakan, terdapat sekitar 200 warga yang terkendala untuk memilih. Berdasarkan pantauan, pada papan petunjuk TPS 093 Rusun Pinus Elok, ada 224 warga yang masuk daftar pemilih tetap (DPT). Jumlah tersebut ditambah 29 orang yang masuk daftar pemilih khusus (DPK).