Kali ini sasarannya adalah staf pengamanan dalam (pamdal) Balaikota yang berada di bawah pengelolaan Biro Umum DKI Jakarta.
Kegusaran Basuki terlontar saat memimpin Apel Siaga Pengendalian Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri Tahun 1435 Hijriah di Lapangan Silang Selatan Monas, Jakarta, Senin (21/7/2014).
"Bagaimana ceritanya ada pamdal yang bilang ke saya kalau (keamanan) Balai Agung bukan tanggung jawab mereka?" kata Basuki.
Pada Kamis (17/7/2014) lalu, saat acara buka bersama Basuki dengan alumni Universitas Prasetya Mulya, di Balai Agung, ada seorang peserta yang kehilangan tas miliknya. Di dalam tas itu tersimpan laptop, ponsel, dompet beserta isi, dan lain-lain.
Basuki dan peserta itu pun melaporkan kejadian itu kepada staf pamdal Balaikota dengan harapan dapat mengetahui pelaku melalui rekaman CCTV.
Sayangnya, staf-staf pamdal itu justru mengaku tidak tahu dan menjelaskan bahwa keamanan di Balai Agung, termasuk CCTV, bukan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) mereka.
Seharusnya, lanjut dia, staf pamdal juga bertugas mengawasi situasi di dalam Balaikota melalui CCTV yang ada. Apabila ada gerak-gerik mencurigakan, staf pamdal itu dapat memberi tahu petugas lainnya untuk langkah antisipatif.
Ia mengharapkan, tidak ada lagi staf pamdal yang hanya bergurau atau merokok dengan petugas lainnya seperti orang yang tidak punya pekerjaan.
"Kalau tidak ada yang mengawasi, orang gampang buat pasang bom di Balaikota. Jadi, tidak perlu mengawasi arus mudik balik di DKI kalau mengawasi Balaikota dan Monas saja enggak becus," pungkas pria yang akrab disapa Ahok itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.