Ahok melakukan inspeksi mendadak bersama dua Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto dan Zulkarnain.
Pantauan di lokasi kemarin siang, di salah satu ruangan di kantor tersebut, Ahok mendapati petugas berseragam Dinas Perhubungan DKI yang di mejanya ada segepok uang senilai Rp 8 juta dalam pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000.
Ahok kemudian menginterogasi pegawai itu karena juga terbukti menyimpan uang di kantong jaket hitamnya. "Dapat berapa kamu sehari?" tanya Ahok.
"Bisa dapat Rp 27 juta, Pak," jawab pegawai bernama Agung kepada Ahok dan disaksikan Sekretaris Daerah DKI Saefullah, Wakil Kepala Dishub Benyamin Bukit, Kepala Inspektorat DKI, serta dua pimpinan KPK.
Setelah itu, Ahok menanyakan asal uang tesebut. Karena Agung tidak bisa menjelaskannya, Ahok pun geram. Dia kemudian marah dan memerintahkan agar petugas itu dipecat.
Belakangan, Agung mengaku bahwa dia bukan pegawai Dinas Perhubungan, melainkan karyawan perusahaan swasta yang sebelumnya menjadi operator di Balai Uji Kir itu.
Agung mengaku sebagai calo alias penyedia biro jasa. "Pakai baju Dishub biar rapi saja," katanya.
"Semua PNS yang terlibat pasti tahu ada bagi-bagi duit. Semua harus dipecat juga supaya kapok," kata Ahok dengan nada tinggi.
Melihat itu, Agung malah tersenyum.
Masih dengan nada marah, Ahok mengatakan modus korupsi di PNS adalah memanfaatkan pegawai honorer agar mereka tetap bersih.
"Selalu permainannya begini. Pasti bilang yang honorer yang main. Kalau honorer kan dipecat bisa cari kerja lagi. Semua harus diperiksa, tetapi kalau dia nggak kasih data, kontraknya diputus dan dilaporkan ke polisi," ujar Ahok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.