Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 68.500 Pendatang Baru Bakal Sesaki Jakarta Pasca Lebaran

Kompas.com - 03/08/2014, 17:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Salah satu permasalahan pasca mudik Lebaran adalah jumlah penduduk di ibu kota. Tahun ini, diprediksi sekitar 68.500 pendatang baru bakal memadati Jakarta.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta Purba Hutapea mengatakan, jumlah pendatang baru ini mengalami peningkatan 25,5 persen dari jumlah pendatang baru tahun lalu. 

 
"Prediksi itu dimulai dari H 1 sampai H 10. Tahun lalu, pendatang barunya mencapai 51.000 orang," kata Purba, saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Sabtu (3/8/2014). 
 
Prediksi ini berdasar hasil penelitian Lembaga Demografi ?Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFE UI) terhadap penduduk DKI Jakarta, yang telah memastikan mudik Lebaran sebanyak 3.616.774 orang, atau sebesar 36,21 persen dari total penduduk Jakarta sebesar 9.988.329 orang. Sedangkan arus balik diprediksi mencapai 3.685.274 orang.

Survei itu tidak hanya mengenai prediksi pendatang baru ke Jakarta. Namun juga klasifikasi pendatang. Daerah asal pendatang baru itu paling banyak berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Para pendatang baru itu terbagi menjadi tiga kategori. Yakni pendatang baru yang akan menetap permanen di Jakarta, tinggal sementara waktu, dan melanjutkan kembali pulang ke kampung halaman.

"Mereka yang menetap permanen ini kaum urban yang ingin mengubah nasib di Jakarta. Kalau yang sementara, biasanya hanya libur Lebaran saja," kata Purba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com