Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musik, Kisah, dan Dialog Kemerdekaan

Kompas.com - 13/08/2014, 00:28 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Ketika nafas udara kemerdekaan berasa pekat bak menghirup asap pembakaran hutan
Ketika bangkit bergerak menuju hebat, hanya mampu gerakan beberapa langkah loyo ke
depan.

Ketika bicara kejayaan tercekat, mengingat tanggungan beban bagi generasi keturunan
Ketika rasa dan nilai kebangsaan tak lagi memikat, maka jadilah negeri yang kehilangan
semua harapan.

JAKARTA, KOMPAS.com--Kalimat di atas merupakan sepenggal dialog dari pertunjukan
Raya Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Indonesia Cerdas (PSIC) bersama
Galeri Indonesia Kaya, pada Selasa, 12 Agustus 2014 pukul 19.30 hingga 21.00 WIB.

Pertunjukan bertajuk "Raya Indonesia" ini menampilkan kolaborasi musik, multimedia, kisah, dan dialog yang mengajak bangsa Indonesia untuk membangun negeri yang penuh anugerah dan kasih sayang.

Produksi musik dengan konsep Denting dan Selenting (Musik dan Dialog) Kemerdekaan
Kebangsaan ini melibatkan beberapa nama komposer kebanggaan Indonesia, antara lain
Yovie Widianto, Bubi Sutomo dan Iwan Wiradz. Irama musik dan lantunan lagu yang
ditampilkan mengajak para penikmat seni untuk merayakan pandangan, sikap, minat, dan
kedalaman cinta akan nusantara Republik Indonesia.

“Kecintaan terhadap bangsa Indonesia dapat disuguhkan dalam berbagai cara untuk
mengapresiasinya seperti yang dilakukan oleh Pusat Studi Indonesia Cerdas yang
menunjukkan kecintaannya dalam pertunjukan musik. Harmonisasi musik yang diaransemen
oleh para komposer musik di tanah air ini mengajak para generasi muda untuk turut serta
berpartisipasi dalam proses pembangunan bangsa yang beradab dan cinta tanah air.
Pertunjukan ini menjadi salah satu sajian yang sangat segar dan tidak membosankan bagi
para penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya,“ ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti
Budaya Djarum Foundation.

Pertunjukan "Raya Indonesia" yang bertema kebangsaan ini merupakan nyanyian anak negeri
untuk menjawab dan membuktikan tentang masih adanya peradaban di atas bumi Indonesia Raya. Tercatat ada 12 lagu yang akan dibawakan oleh 12 musisi dari PSIC, antara lain "Jangan Menangis Negeriku", "Berbeda Kita Bersama", "Kemenangan Kehidupan" dan "Raya Indonesia".

Selain itu, para penikmat seni juga akan menikmati dialog tentang yang tak kunjung datang,
tentang kebisuan dan keheningan. Dialog ini menceritakan sebuah kisah bangsa yang
tertinggal-ditinggalkan-meninggalkan ke-Raya-an negerinya, akankah berujung pada punahnya
atau sebaliknya, jaya rayanya peradaban. Peradaban bangsa dan negeri, Indonesia.

“Saya sangat antusias dengan kesempatan yang diberikan oleh Galeri Indonesia Kaya untuk
menampilkan pertunjukan ini. Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak
bangsa ini, khususnya para generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian
akan bangsa dan tanah airnya yang akhirnya bisa berujung pada kehancuran negeri
Indonesia Raya. Hal ini yang perlu kita antisipasi dan memerlukan kerjasama berbagai
pihak,” ujar Yovie Widianto.

Pusat Studi Indonesia Cerdas (PSIC), adalah lembaga yang didirikan untuk menyambut
semua peluang, semua solusi, semua kreativitas, semua intuisi, semua inovasi dan semua
terobosan dari semua anak bangsa yang membuktikan jati diri bangsa dan peradaban
Indonesia yang berlimpah kecerdasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com