Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

300 PKL dari Kolong Jalan Layang Klender Tunggu Lapak Pengganti

Kompas.com - 19/08/2014, 12:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang digusur dari kolong flyover (jalan layang) Klender, di Pulogadung, Jakarta Timur, masih menunggu lapak pengganti untuk berdagang.

Para pedagang tersebut kehilangan tempat usaha mereka setelah digusur untuk pembangunan taman. Koordinator PKL di tempat itu, Fadil (57), mengatakan, sekitar 300 PKL yang ditertibkan tengah menunggu usul-usul yang mereka ajukan kepada kelurahan setempat untuk mendapatkan solusi mengenai lapak berjualan yang baru.

"Ada sekitar 300 PKL yang ditertibkan, tetapi belum ada tempat relokasinya. Sekarang pada enggak jualan. Nunggu saja sampai dapat tempat yang baru. Kita berharap dicarikan tempat relokasi yang baru," kata Fadil, saat ditemui di lokasi, Selasa (19/8/2014).

Menurut dia, permintaan para pedagang ini telah disampaikan kepada pihak Kelurahan Pulogadung dan Kelurahan Cakung. Para pedagang berharap mendapat lahan pengganti di pool taksi yang berada di Jatinegara Kaum.

Fadil mengatakan, mereka berharap relokasi tak jauh dari tempat semula. Namun mereka enggan ditempatkan di Pasar Klender SS yang letaknya berdekatan karena meyakini barang dagangan mereka tak akan laku.

"Ada yang kosong di dalam pasar sana. Tapi di atas, lantai 2 sana. Mana ada yang mau. Jualan kayak gini bisa busuk enggak laku. Itu cocoknya di atas jualan sepatu," ujar pria yang juga pedagang buah setempat tersebut.

Sementara itu, usulan lain yang mereka ajukan adalah PKL boleh berjualan pada malam hari mulai pukul 19.00 sampai dengan pukul 06.00 pagi. "Kita inginnya seperti di Kramat Jati, jadi bukanya mulai jam tujuh malam, pagi itu sudah bersih," ujar Fadil.

Sebelumnya, lapak PKL di kolong jalan layang Klender ditertibkan untuk pembangunan taman interaktif. Di taman tersebut akan dibangun lapangan futsal, tempat olah raga, sarana bermain bagi remaja, yang diisi dengan sejumlah fasilitas.

Penertiban tersebut mengubah kawasan yang awalnya pada PKL dan biang kemacetan ini menjadi lebih tertib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com