Warga langsung menyeruak masuk ke dalam ketika pengelola membuka salah satu pintu rusun. Mereka terlihat tak menyangka dengan kondisi rusun. Ruang tamu, kamar, dan dapur. Semua bagian rumah tak ada yang luput dari perhatian mereka.
"Bagus juga ya. Kamarnya ada dua," kata salah seorang ibu.
"Kalau saya sih sreg. Tinggal air sama listriknya aja gimana," kata Cicih, warga RT 10 RW 6 Tegal Parang.
"Kalau yang lain mau, ya saya mau. Lihat nanti aja, deh. Cari kontrakan sekarang juga susah," kata Mujaenah, warga Tegal Parang lainnya.
Setelah puas melihat-lihat bangunan unit tipe 30 tersebut, warga pun menemui Sayid Ali untuk mengungkapkan pertanyaan terkait rusun tersebut. Pertanyaan soal air, listrik, dan keamanan adalah yang paling banyak dilontarkan.
"Air dan listrik sudah ada semua. Musala juga ada. Paud sebentar lagi ada juga. Keamanan bisa ditanyakan ke warga sini sendiri, bagaimana? Nanti takutnya kalau saya yang ngomong, yang manis-manis aja," kata Sayid.
Beberapa warga rusun lantai 1 Blok 6 yang sedang berada di luar rumah pun menjadi sasaran pertanyaan mereka.
"Satpamnya biar lantainya kosong tetep dicek tiap hari. Aman, kok. Ya mudah-mudahan kita bisa jadi tetangga nanti," kata Wati, korban gusuran Waduk Ria Rio tahap kedua yang baru dua minggu menempati rusun.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan menawarkan pilihan kepada warga bantaran Kali Mampang yang terkena penertiban untuk direlokasi ke Rusunawa Komarudin. Ada sebanyak 372 KK yang akan terkena penertiban.
Sebanyak 180 unit Rusun Komarudin disediakan bagi mereka. Bila jumlah tersebut tidak mencukupi, menurut Camat Mampang Prapatan Fidiyah Rokhim, ada cadangan rusun di daerah Jakarta Pusat dan Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.