Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Orang Jakarta Lebih Takut Kehilangan Uang daripada Tertabrak Kereta

Kompas.com - 08/09/2014, 17:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Beragam cara untuk menertibkan parkir liar di Jakarta selama ini dinilai tak efektif, termasuk pencabutan pentil. Upaya penderekan mobil yang diparkir liar diikuti sanksi denda diharapkan bisa lebih efektif.

“Jadi orang Jakarta ini yang paling ditakuti itu bukan ditabrak kereta, yang penting (buat mereka itu) duit. Kena denda dia takut lho," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balaikota, Senin (8/9/2014).

Basuki yang akrab dipanggil Ahok ini menambahkan, "(Kalau) mau mati disambar kereta dia cuma kaget, (tapi) besok dia nyebrang rel lagi. Tapi kalau (harus keluarkan) duit dia takut lho.”

Menurut Basuki, beragam upaya lain untuk mengatasi parkir liar selama ini tak kunjung membuat masyarakat disiplin. “Kan kita udah coba-coba, pakai yang (pencabutan) pentil kurang efektif,” ujar Basuki.

Basuki mengharapkan penerapan denda Rp 500.000 per hari untuk setiap kendaraan yang diderek karena terparkir di lokasi parkir liar bisa membuat pengguna kendaraan tersebut disiplin dan patuh.

Mulai Senin (8/9/2014), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan sanksi derek dan denda retribusi Rp 500.000 untuk kendaraan di lokasi parkir liar. Untuk tahap pertama, aturan ini diterapkan di lima kawasan.

Lima kawasan uji coba sanksi baru untuk mengatasi parkir liar itu adalah Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat; Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan; Pasar Jatinegara, Jakarta Timur; Jakarta Kota, Jakarta Barat; dan Jalan Marunda, Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com