Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JJ Rizal: Pemkot Depok Gagal Paham soal Tugu Chastelein

Kompas.com - 09/09/2014, 02:00 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Sejarawan JJ Rizal mengkritik pelarangan pembangunan tugu peringatan Chastelein oleh Pemerintah Kota Depok. Rizal menilai, Pemkot Depok gagal paham soal sejarah kota Depok,

"Seperti apa Chastelein dan tindakan dia pada masa lalu, itu yang tidak dipahami Pemkot. Chastelein justru yang mengkritik bukan VOC," kata JJ Rizal, yang juga bakal calon wali kota Depok pada Pilkada Oktober 2015, kepada para wartawan, Senin (8/9/2014).

Rizal menuturkan, Chastelein membeli tanah seluas 22.117 meter persegi di Depok lalu membangunnya menjadi sebuah daerah mandiri. Chastelein ingin memberi contoh kepada pemerintah kolonial Belanda soal konsep masyarakat yang seharusnya dibentuk di Indonesia.

Lebih lanjut, Rizal mengatakan, pelarangan tersebut juga membuktikan adanya upaya penghilangan sejarah Depok.

"Harus ada pengenalan Chastelein seperti apa pada masa lalu. Sejarah tentang Chastelein harusnya dikenalkan lewat pelajaran di sekolah," katanya.

Tugu Chastelein didirikan pada 28 Juni 1914 oleh Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) untuk memperingati HUT ke-200 Kota Depok. Akan tetapi, pada tahun 1960-an, tugu tersebut dihancurkan oleh warga karena dianggap sebagai simbol antek-antek Belanda.

Pada peringatan hari ke-300 Kota Depok, 28 Juni 2014, YLCC ingin membangun kembali tugu tersebut persis seperti sediakala, tak terkecuali kutipan harapan Chastelein.

Kutipan harapan yang menjadi asal muasal pertimbangan Pemkot Depok dalam melarang pendirian tugu Chastelein adalah kutipan perkataan Chastelein yang berbunyi "Mijn intentie is dat te Depok mettertijd een fraale Christenbevolking groele."

Yano Jonathans dari YLCC menerjemahkan kata-kata Chastelein menjadi: "harapan saya kelak Depok jadi masyarakat Kristen yang sejahtera".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com