Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai DKI Perlu Adaptasi Sistem Baru

Kompas.com - 09/09/2014, 14:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian pegawai Pemerintah Provinsi DKI perlu beradaptasi dengan perubahan sistem penganggaran birokrasi. Mereka tidak ingin membuat kesalahan pada sistem baru itu, apalagi terjerat kasus korupsi seperti yang menimpa pejabat dan mantan pejabat sebelumnya.

Kepala Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Jakarta Pusat Sri Indiarti, Senin (8/9), mengatakan, penerapan sistem pembelanjaan elektronik (e-budgeting) membuat jajarannya perlu mempelajari sistem baru ini. ”Kami harus belajar. Tetapi, bukan berarti kami takut menggunakan anggaran besar. Aparat harus belajar agar sesuai aturan. Ini yang membuat proses butuh waktu adaptasi,” kata Sri, di Jakarta.

Sri mengatakan, dirinya tetap mengutamakan program sesuai kebutuhan masyarakat. Program yang dimaksud terekam dari musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) di tingkat kelurahan hingga kota. ”Selama itu merupakan usulan dari bawah, kebutuhan masyarakat, dan diprogramkan, pasti kami laksanakan,” katanya.

Program dari musrenbang antara lain sosialisasi pembentukan koperasi dan wirausaha baru di Johar Baru. Selain itu, pihaknya juga membuat pasar malam (night market) setiap Sabtu malam mulai 20 September. Kegiatan akan berlangsung selama 10 kali dan berpindah-pindah di 8 kecamatan Jakarta Pusat.

Sri mengatakan, ada kegiatan yang tidak terlaksana karena terbentur dengan kegiatan lain. Penataan pedagang kaki lima (PKL) ikan hias di Jalan Sumenep dan di Kartini, misalnya, tidak bisa dilakukan karena lokasi mereka berdagang terkena proyek normalisasi kali.

”Kalau PKL itu menempati lokasi dengan peruntukan fasilitas sosial dan fasilitas umum, tentu tidak bisa diteruskan kegiatan di situ. Karena itu, ada beberapa kegiatan penataan yang terbentur proyek lain dan akhirnya dana dikembalikan atau dibatalkan,” katanya.

Hal serupa disampaikan Sekretaris Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan DKI Irwandi. Rendahnya serapan anggaran lebih banyak karena kekurangan sumber daya manusia di tingkat suku dinas.

Tidak perlu takut

Saat ini baru 25 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Rp 72,9 triliun yang terserap. Rendahnya serapan itu menjadi perhatian serius Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah. Dia meminta agar semua pejabat tidak takut bekerja selama sesuai dengan kaidah penganggaran yang benar.

Agar serapan anggaran lebih baik, ke depan Pemprov DKI berencana memecah layanan lelang di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP). Selama ini kuasa pengguna anggaran kesulitan mendaftarkan lelang karena tempatnya di satu lokasi. Ke depan, ULP dipecah menjadi 12 tempat yang dapat melayani lelang.

Menanggapi perubahan organisasi itu, Kepala ULP I Dewa Gede Sony menyarankan agar perangkat lunak berupa teknologi informasi (TI) disiapkan sebaik-baiknya.

Sebab, TI menjadi kunci percepatan layanan yang sebelumnya manual ke sistem belanja elektronik. Berapa pun tempatnya, kata Sony, tidak menjadi masalah selama sistem TI terbangun baik.

Pemecahan ULP ini untuk meningkatkan serapan anggaran yang masih kecil. Sebagian pegawai cemas lantaran munculnya kasus korupsi yang melibatkan pejabat dan mantan pejabat DKI.

Selama ini, lelang sering terhambat karena harus menggunakan proses manual. Dalam hal dokumen lelang, misalnya, sebagian satuan kerja perangkat daerah mengajukan dokumen lelang dalam lembaran-lembaran kertas. Padahal, perlu koreksi berkali-kali, sementara dokumen itu kemudian disimpan dalam bentuk digital.

”Kami perlu sistem TI yang memadai agar serapan lebih baik,” kata Sony.

Menanggapi keluhan itu, Saefullah menjanjikan pengembangan kantor ULP dilengkapi dengan jaringan TI yang bagus. Jaringan TI menjadi tulang punggung percepatan proses serapan anggaran. (ART/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com