"Sudah sering ada sih (penertiban). Tapi di sini kan banyak yang datang. Ya, mending jualan di sini," kata Ahmad, seorang pedagang siomai sambil melayani pembeli, Kamis (11/9/2014).
Ia mengatakan, jembatan cinta merupakan lokasi yang menguntungkan dagangan siomai dan batagornya. Menurut dia, orang-orang yang berpacaran berpacaran di lokasi itu tak pernah lupa membeli makanan di PKL sekitar. Mereka baru pindah bila ada penertiban dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Ia mengaku berjualan mulai sejak pukul 16.00 WIB sampai sekitar pukul 10.30 WIB. "Malam sih lebih ramai. Tapi kalau ada Pol PP, boro-boro mau dagang. Yang pacaran aja enggak ada," ucap Ahmad.
PKL lain yang menjual buah, Faldi mengatakan, jembatan cinta adalah tempat pertamanya berjualan di Jakarta. Dia datang dari Jawa Tengah untuk mencari peruntungan di Jakarta dengan cara berjualan.
Jika ada penertiban, ia memilih pindah lokasi berjualan di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut Faldi, adanya PKL di tempat itu jelas menguntungkan pengendara yang berhenti di jembatan layang itu.
"Mereka kan capek di jalan. Terus berhenti. Bagus dong kita bantu mereka biar kenyang atau istirahat," kata Faldi.
Meskipun begitu dia mengakui bahwa kriminalitas juga terjadi di kawasan itu. Ada korban tabrak lari ataupun penusukan terhadap pasangan yang tengah berpacaran di jembatan cinta itu.
"Takut juga sih. Kalau saya yang jadi korban gimana. Nah kalau enggak jualan juga gimana?" ucap dia.
Pantauan Kompas.com, para PKL mulai berdatangan di kawasan itu mulai sekitar pukul 16.30 WIB. Mereka berhenti di sisi kiri kedua jalan itu. Pada saat yang bersamaan, beberapa pengendara pun berhenti di pinggir jalan untuk berisitirahat sambil memesan dagangan PKL.
Selang dua jam kemudian, belasan PKL sudah memajang dagangan di gerobak masing-masing pada dua ruas jalan itu. Ada penjual minuman botol, penjual siomai dan batagor, serta beberapa penjual buah potong dan rujak. Para PKL mengaku berdagang sejak pukul 16.00-22.30 WIB.
Semakin malam, jumlah PKL semakin bertambah seiring dengan bertambahnya warga yang nongkrong di tepi jalan layang itu. Kebanyakan dari mereka yang berhenti adalah pengendara motor. Meski begitu, beberapa pengendara mobil terlihat berhenti dan membeli dagangan PKL lalu melanjutkan perjalanan.
Sementara itu, tidak sedikit di antara gerobak PKL terlihat sepasang kekasih tengah bermesraan. Ada pula muda-mudi lain yang nongkrong di lokasi itu dengan duduk di atas motor masing-masing.
Saat dikonfirmasi, Kepala Satpol PP Jakarta Timur, Syahdona menyatakan penertiban sudah sering dilakukan. Bahkan, Satpol PP dari Kecamatan Pasar Rebo selalu dikerahkan setiap harinya untuk menghalau PKL dan warga.
"Kami sudah bermitra dengan Kecamatan Pasar Rebo untuk ini. Saya baru tahu kalau ada lagi. Ini akan kami masukkan ke kami. Pasti akan ditertibkan lagi," kata Syahdona saat dihubungi Kompas.com.
Syahdona mengatakan, luasnya wilayah Jakarta Timur membuatnya mengerahkan seluruh aparat kelurahan dan kecamatan masing-masing untuk menjaga kawasan tersebut. Apabila diperlukan tambahan personel, kata dia, Satpol PP wilayah akan membantu dengan ikut mengerahkan personil di lokasi yang diperlukan.
Dalam pengamatan Kompas.com, selama di lokasi tersebut tidak ada satu personel Satpol PP pun berada di lokasi. Mobil Satpol PP pun tak terlihat berjaga di kawasan Pasar Rebo itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.