Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Terminal di Jakarta Kacau karena Dishub Tak Kompeten Mengelola

Kompas.com - 23/09/2014, 18:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan Muhammad Akbar menilai, tak efektifnya revitalisasi terminal yang ada di Jakarta disebabkan petugas Dishub tak kompeten dalam hal pengelolaan terminal.

Menurut Akbar, kompetensi yang dimiliki petugas Dishub adalah mengelola arus lalu lintas angkutan umum yang masuk dan keluar di terminal. [Baca: Kondisi Terminal di Jakarta Kacau, Revitalisasi Rp 12,5 Miliar Tak Terasa]

"Petugas Dishub kan hanya memiliki kompetensi untuk pengelolaan arus lalu lintas angkutan umum, bukan mengelola fasilitas yang ada di terminal," ujar Akbar, di Balaikota Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Seperti diberitakan, sejumlah terminal bus kota di Jakarta belum berfungsi maksimal sebagai pengendali layanan angkutan umum. Salah satu di Terminal Manggarai, Jakarta Selatan.

Terminal yang dinobatkan sebagai terminal terintegrasi pertama dan ditata nyaman dengan berbagai fasilitas, ternyata kondisi sehari-harinya sama saja seperti terminal yang belum direvitalisasi.

Padahal, revitalisasi terminal yang diresmikan Gubernur Joko Widodo pada 16 April lalu itu menelan dana Rp 12,5 miliar. Penumpang masih naik atau turun dari bus sesukanya. Mereka tidak mau menggunakan tempat khusus untuk naik-turun penumpang.

Selain itu, penumpang juga dibiarkan hilir mudik melintasi jalur-jalur bus. Fasilitas tangga dan eskalator yang membawa penumpang ke lantai dua untuk transit ke halte Transjakarta atau menghubungkannya dengan jembatan menuju trotoar di seberang terminal nyaris tak terpakai.

Gubernur Joko Widodo pernah mengungkapkan mengenai rencana mengalihkan wewenang seluruh terminal di Jakarta dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Transjakarta.

"Kan tahun ini semua terminal (yang) dirobohkan dibangun ulang. Semua akan kami serahkan ke BUMD Transjakarta," ujar Jokowi.

Sementara itu, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan alasan di balik pelimpahan wewenang pengelolaan terminal dari Dinas Perhubungan ke PT Transjakarta. Menurut dia, pengelolaan terminal sangat erat dengan kegiatan proyek, dan hal itu dinilainya tak pantas dilakukan oleh institusi seperti Dishub.

Karena itu, alangkah lebih baik apabila Dishub fokus pada kegiatan pengaturan lalu lintas. "Jadi Dishub fokus pada lalu lintas saja. Banyak orang mengetem sembarangan kan masalah, bikin macet. Jadi Dishub urus macet-macet dong. Kalau sekarang kan Dishub sibuk jadi kontraktor. Bangun-bangun halte, bangun apa. Kemacetan lalu lintasnya malah tidak terurus," ujar Ahok, sapaan Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com