Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2014, 07:17 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Pasar Tanah Abang Blok G, Warimin, memberikan komentar soal kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, terutama yang diterapkan di Blok G.

Dia menuturkan, sejak zaman kepemimpinan Joko Widodo atau Jokowi, kondisi di Tanah Abang secara umum berubah drastis. Perubahan sangat terasa di jalan dan di sekitar daerah pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara itu.

"Lihat saja sekarang, dulu mah macet banget, enggak bisa gerak. Sekarang sudah lumayan di zamannya Pak Jokowi ini," kata Warimin, yang sekarang bertugas sebagai Asisten Manajer Usaha dan Pengembangan Pasar Tanah Abang Blok G kepada Kompas.com, Rabu (1/10/2014).

Warimin juga mengenang masa-masa saat pedagang di Tanah Abang masih berjualan di jalan dengan kondisi yang sangat padat. Bahkan, pedagang yang berjualan menutupi setengah badan jalan sehingga arus lalu lintas terhalangi.

Selain soal pengaturan pedagang di jalan, Warimin juga berkomentar tentang relokasi pedagang di jalan ke Pasar Blok G. Dia menganggap Jokowi dan Ahok, sapaan Basuki, sudah melakukan hal yang benar dengan kembali menghidupkan Blok G sesuai fungsinya sebagai pasar. [Baca: PD Pasar Jaya Bantah Pasar Blok G Ditinggalkan Pedagang]

Namun, jika dibandingkan dengan keadaan sekarang, ketika pedagang Pasar Blok G, khususnya lantai tiga, yang semakin sepi, Warimin menilai hal itu bukan akibat kebijakan Jokowi yang salah.

Sepinya keadaaan di lantai tiga lebih dilihat sebagai faktor pedagang yang takut dagangannya tidak laku. Soal pedagang pun, tutur Warimin, sudah banyak dibantu dan ditopang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Bantuan tersebut di antaranya eskalator yang sudah jadi dan tinggal menunggu waktu peresmian, jembatan penghubung dengan Pasar Blok F, dan akses langsung dari Stasiun Tanah Abang.

Meski demikian, Warimin menganggap bukan berarti pemecahan masalah di Tanah Abang selesai. Dia mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus terus-menerus membuat kebijakan dan tindakan hingga daerah dan pasar di Tanah Abang bisa jadi tempat yang nyaman untuk berbelanja. [Baca: Pembenahan Blok G Tanah Abang Genap Setahun, Apa Kata Jokowi?]

Manajemen Blok G bersama PD Pasar Jaya kini tengah merapatkan tentang kelanjutan nasib pedagang yang masih bertahan di lantai tiga. Rencananya, mereka akan dipindahkan ke lantai dua dan lantai satu.

Lantai tiga kemungkinan besar akan diisi oleh pedagang pakaian impor yang jumlahnya ratusan dan pedagang Tasik yang kebanyakan menjual pakaian jadi.

Selain itu, diwacanakan juga mengenai pembangunan lahan parkir motor di sebagian tempat di lantai tiga dan membuat parkir mobil di lantai dasarnya.

Sebagai informasi, di Pasar Blok G, tidak ada lahan untuk tempat parkir mobil layaknya Pasar Tanah Abang lainnya. Tempat yang tersedia hanya cukup untuk menampung motor, yang kadang sudah penuh sesak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com