Dari insiden itu, 29 bangunan pengolahan ikan yang ada di blok B dan C ludes terbakar. Tidak ada korban jiwa dan luka dalam insiden ini, tetapi kerugian diprediksi mencapai puluhan juta rupiah.
Salah seorang saksi mata, Afandi (60), mengatakan api mulai terlihat berkobar sekitar pukul 14.30 WIB. Menurut Afandi api berasal dari salah unit bangunan berbahan semi permanen di blok B. Adapun di sana merupakan warung kelontong yang dikelola oleh pedagang berinisial S (50).
Afandi mengatakan, warga sempat berusaha memadamkan api. Namun, lantaran api membakar material yang mudah terbakar, maka warga di sana tak mampu memadamkan api.
"Hampir semua bangunannya terbuat dari kayu makanya api cepat membesar. Yang punya warung itu lagi masak, makanya kemungkinan kebakaran berasal dari kompor," kata Afandi pada Senin petang.
Sementara itu, Muchtar Zakaria, Kasi Op Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Utara, mengatakan untuk memadamkan api dari kebakaran ini telah dikerahkan 21 unit pemadam. Butuh waktu satu jam untuk memadamkannya. "Agak kesulitan memadamkan api, karena yang terbakar terbuat dari kayu," kata Muchtar.
Berdasarkan data yang dihimpun, PHPT berdiri di lahan seluas 5 hektare dengan jumlah 11 blok. Setiap blok rata-rata terdiri dari 15 unit bangunan, sehingga bila ditotal jumlah keseluruhannya mencapai 270 unit
(Fitriyandi Al Fajri/Dian Anditya Mutiara)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.