Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Akan Cari Titik Temu Sea World dan Ancol, asal...

Kompas.com - 08/10/2014, 13:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan mencari titik terang dari polemik sengketa kontrak PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Sea World Indonesia. Namun, Basuki memiliki satu persyaratan.

"Tetapi, barangnya (wisata air Sea World) serahkan dulu ke kami dong," kata Basuki, di Balaikota, Rabu (8/10/2014).

PT Seaworld Indonesia, lanjut dia, menyalahi kontrak Build-Operate-Transfer (BOT) yang telah disepakati bersama PT Pembangunan Jaya Ancol. Berdasarkan peraturan BOT itu, kontrak pengelolaan PT Sea World Indonesia atas Sea World sudah selesai pada bulan Juli lalu.

Sesuai peraturan yang berlaku, PT Sea World harus mengembalikan seluruh aset kepada PT Pembangunan Jaya Ancol jika kontrak sudah selesai selama 25 tahun. Kemudian, PT Sea World Indonesia melakukan negosiasi kembali dengan PT Pembangunan Jaya Ancol, apakah mau memperpanjang kontrak atau tidak.

"Namanya BOT itu, (aset) diserahkan dulu baru disambung lagi (kontraknya). Akhirnya kami bawa ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan BANI memutuskan bahwa kamilah yang benar, tetapi mereka ngotot," kata Basuki.

Kegeraman Basuki semakin bertambah ketika ada kabar yang menyebutkan bahwa PT Sea World Indonesia menurunkan royalti penjualan tiket Sea World kepada Ancol, yakni dari lima persen menjadi tiga persen. Sebab, lahan yang digunakan untuk pembangunan Sea World merupakan lahan kepemilikan PT Pembangunan Jaya Ancol.

Menurut dia, seharusnya royalti yang diberikan PT Sea World Indonesia kepada PT Pembangunan Jaya Ancol terus meningkat hingga 10 persen. "Perjanjian lama itu juga lemah. Makanya direksi Ancol ngotot, Anda (Sea World) harus serahkan (aset) atau tidak. Kalau tidak, ya kami bawa ke pengadilan. Saya serahkan business to business saja," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.

Sebagai informasi, perjanjian antara PT Sea World Indonesia dan PT Pembangunan Jaya Ancol dimulai pada Juni 1992 hingga 2014. Namun, pada Juni lalu, PT Sea World Indonesia masih menganggap perjanjian diperpanjang hingga 2034.

Sementara dari pihak PT Pembangunan Jaya Ancol merasa harus ada kontrak baru setelah perjanjian selesai. PT Pembangunan Jaya Ancol pun menginginkan PT Sea World Indonesia untuk menyerahkan data aset dan keuangan untuk appraisal ulang oleh pihak berwenang.

Pada Sabtu (27/9/2014) lalu, Ancol resmi memagari wisata akuarium raksasa itu hingga waktu yang belum ditentukan. Meski demikian, PT Pembangunan Jaya Ancol masih mengizinkan PT Sea World Indonesia untuk masuk dan memberi makan biota laut yang dipelihara di dalam sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com