Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak Curi Motor, Pencuri Bersenjata Api Tewas Dihajar Massa

Kompas.com - 14/10/2014, 21:56 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Salah seorang pencuri sepeda motor di Bekasi, Madnuh, tewas ketika sedang melancarkan aksinya di rumah Slamet, Kampung Ciketing Barat, Bantar Gebang. Madnuh tewas setelah menjadi bulan-bulanan warga yang kesal mengetahui aksinya.

"Pada kejadian ini salah satu tersangka meninggal dunia setelah dihakimi massa," ujar Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polresta Bekasi Kota Ajun Komisaris Siswo, kepada Kompas.com, Selasa (14/10/2014).

Peristiwa yang terjadi pada pukul 15.00 tadi, berawal saat Madnuh dan seorang temannya mengendarai sepeda motor Yamaha Mio berwarna merah dengan nomor polisi F 5436 PW. Madnuh dan rekannya kemudian berhenti tepat di depan rumah Slamet dan melihat ada motor Kawasaki Ninja milik Slamet.

Setelah itu, rekan Madnuh, turun dari motor dan membawa kabur motor Slamet. Setelah itu, Madnuh yang masih berada di motor Mio dan rekannya yang mengambil motor Kawasaki milik Slamet pun melarikan diri.

Aksi tersebut diketahui warga. Warga langsung mengejar mereka berdua. Sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian, Madnuh berhasil ditangkap oleh warga. Sedangkan rekan Madnuh yang lain berhasil kabur.

Setelah ditangkap, Madnuh pun menjadi sasaran kemarahan warga. Madnuh dipukuli hingga meninggal dunia. Ketika berhasil tertangkap, Madnuh kedapatan membawa senjata api rakitan yang masih ada peluru di dalamnya. Senjata beserta motor Mio merah itu kini dibawa polisi untuk dijadikan barang bukti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Orang Tewas Akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas Akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com