Sekitar pukul 09.00, layar di depan loket sudah menunjukkan angka 400-an. Wati (37), yang anter sejak pukul 07.00, mendapat nomor antrean 495. Saking penuhnya orang, Wati tidak mendapatkan tempat duduk.
"Sudah biasa ini, emang selalu ngantre panjang begini. Dari saya pakai Kartu Jakarta Sehat (KJS) sampai sudah jadi JKN juga ngantre begini," ujar warga Pesanggrahan ini, Rabu (16/10/2014), di RSCM.
Antrean, kata dia, tidak hanya tuntas di loket pendaftaran jadwal berobat saja. Setelah dari loket ini, Wati masih harus antre di poli tempatnya akan memperoleh pengobatan. "Antrean di poli bahkan kadang lebih lama karena waktu satu pasien ketemu sama dokternya kan lama," tutur dia.
Kendati demikian, wanita yang menderita tumor paru-paru ini tidak terlalu mengeluhkan panjangnya antrean. Alasannya, ia sudah banyak terbantu dengan adanya BPJS, ia tak harus mengeluarkan biaya untuk pengobatannya yang ia yakini mahal itu.
Kamilah (52), calon pasien, mengungkapkan, antrean di loket rumah sakit kini sudah semakin baik. Jika dulu ia harus berdiri dan berdesakkan di loket, kini antrean sudah menggunakan nomor yang tertera di layar depan loket. Sehingga ia bisa mengantre sambil duduk.
"Saya sakit rematik, sakit kalau berdiri lama. Sekarang sudah agak mendingan kalau antrenya begini. Saya rasa sih juga makin cepat ya, cuma karena pesertanya banyak saja kali ya, makanya tetap panjang," ujar warga Tanah Tinggi ini.
Kepala Departemen Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi menilai, antrean panjang untuk memperoleh pelayanan wajar terjadi. Ibarat jalan yang disesaki banyak kendaraan akan terjadi antrean.
"Demand-nya banyak, wajar kalau mengantre, tapi kan semuanya tetap mendapat pelayanan," kata dia, Selasa (14/10/2014).
Kendati demikian, kata Irfan, BPJS tidak tinggal diam dan terus memperbaiki sistem supaya dapat memangkas panjangnya antrean. Salah satunya dengan pengembangan sistem jembatan (bridging system) yang memungkinkan penggabungan antrean rumah sakit dan BPJS menjadi satu tahap tanpa saling mengintervensi. "Dengan adanya bridging system antrean bisa dipangkas 2-3 jam," kata dia.
Sementara itu, untuk memangkas antrean di poli, maka Irfan mengharapkan perbaikan kedisiplinan tenaga kesehatan yang melayani di sana. Misalnya datang tepat waktu dan melayani secara efisien, tujuannya untuk mempercepat pasien mendapat pelayanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.