Ribuan paket makan yang terdiri dari nasi, ayam goreng, dan lalapan dibagikan untuk masyarakat yang hadir. Namun makanan gratis itu ludes dalam sekejap. Warga yang tidak kebagian pun merasa kecewa.
Warga memasuki kawasan Monas dari empat sisi. Sebagian besar dari mereka langsung mendatangi titik-titik pembagian makan gratis yang tersebar di seluruh pelosok Monas.
Namun, banyaknya warga uang datang, sulitnya akses jalan, dan tidak ada kesabaran setiap orang membuat pembagian tak berjalan mulus.
Seperti di sisi silang Monas Timur Laut atau pintu Monas depan Pertamina, terdapat panggung kedua yang didirikan oleh panitia nasional Syukuran Rakyat. Di depan panggung itu berdiri tiga stand putih yang berjejer beserta pengamanan gerbang hitam yang mengelilingi tenda itu.
Terlihat antrean dan penuh desak di depan tenda putih itu. Ratusan orang rela berdesakkan dan mendorong warga lain untuk mendapatkan nasi kotak itu. Akibatnya, tak sedikit nasi ayam itu berserakkan di seberang panggung. Beberapa warga yang tidak mendapat makanan ini pun kesal sambil berteriak.
"Laper, laper enggak dapet makan. Enggak dapet hei," teriak seorang perempuan di kiri tenda antrean.
Sementara itu, pembawa acara di panggung mengajak warga doa bersama dan makan bersama. Hal ini membuat warga langsung mengeluarkan kekesalannya.
"Makan bersamanya habis. Enggak dapet makannya. Mau makan bersama apa?," teriaknya lagi.
Ada pula wanita paruh baya yang sudah menunggu namun tak mendapat makanan itu. Ia pun lantas menggerutu sambil berlalu dari kerumunan masyarakat siang itu.
"Padahal yang ngantre banyak kok makanan sampe dibuang-buang," gerutu dia sambil meniggalkan area panggung dua itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.