Komisaris PT Transportasi Jakarta (TransJak) M Akbar mengatakan, sosialisasi kepada penumpang sudah cukup. Di Koridor I (Blok M-Kota) bahkan sudah sejak Agustus diberlakukan tiket elektronik.
”Di setiap halte kami beritahukan tentang ketentuan itu, jadi sekarang tidak ada alasan lagi penumpang tidak memiliki tiket elektronik per 1 November,” kata M Akbar, Minggu (26/10), di Jakarta.
Menurut rencana, per 1 November ini, PT TransJak memberlakukan tiket elektronik secara bertahap. Tahap awal ketentuan ini berlaku di Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) dan IX (Pinang Ranti-Pluit).
Selanjutnya pada 29 November tiket elektronik diberlakukan di Koridor V (Kampung Melayu– Ancol) dan VII (Kampung Rambutan-Terminal Kampung Melayu), berikutnya ketentuan serupa diberlakukan mulai 13 Desember di Koridor X (Tanjung Priok-Cililitan), XI (Kampung Melayu– Pulogebang), dan XII (Pluit-Tanjung Priok).
Akbar meminta penumpang menyiapkan tiket elektronik sebelum menggunakan transjakarta. Tiket elektronik dapat dibeli di setiap halte ataupun di tempat lain, seperti stasiun dan bank terkait.
Kartu tiket elektronik yang dimaksud berasal dari enam bank yang bekerja sama dengan PT TransJak. Produk kartu elektronik itu adalah JakCard, e-Money, Flazz, Tapcash, Brizzi, dan Megacash.
Senada dengan Akbar, Direktur Utama PT TransJak ANS Kosasih mengatakan, tidak ada masa transisi penggunaan uang di koridor yang diharuskan menggunakan tiket elektronik. Saat ini, kata Kosasih, pihak bank keberatan memberikan promosi kartu gratis karena takut ada penimbunan kartu.
Kartu yang tersedia dijual dengan harga Rp 20.000 per kartu. Kosasih tidak mempermasalahkan di mana pembelian kartu itu dilakukan. ”Jadi, sekarang silakan langsung membayar kartunya,” kata Kosasih.
Persiapan penumpang
Di sejumlah halte, penumpang masih banyak yang belum memiliki kartu elektronik. Mereka awalnya menukar uang dengan tiket kertas. Namun, saat masuk ke halte di koridor yang tidak melayani tiket manual (dalam bentuk kertas), mereka terpaksa membeli kartu elektronik.
Fikriatur Riki, petugas di Halte Bendungan Hilir, sering melihat kenyataan itu. Penumpang yang biasanya belum memiliki kartu elektronik berasal dari Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas), IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas), dan Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit).
Koridor-koridor itu bersinggungan dengan Koridor I tempat Halte Bendungan Hilir berada.
”Mereka awalnya naik dengan tiket manual setelah masuk lagi ke halte di Koridor I, mereka bingung. Ada yang membeli kartu (elektronik) baru, sebagian penumpang memilih angkutan selain transjakarta dengan tujuan yang sama,” kata Riki.
Di Koridor I, tiket elektronik sudah berlaku sejak 18 Agustus 2014. Sebagian besar penumpang yang biasa menggunakan bus transjakarta di koridor ini sudah memiliki kartu elektronik.