Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Menerima Pembantu Rumah Tangga

Kompas.com - 29/10/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga yang membutuhkan jasa atau tenaga pembantu rumah tangga patut waspada. Belakangan ini, makin marak saja kejahatan yang terkait dengan kehadiran pembantu dalam rumah. Kasusnya bisa berupa pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto, Selasa (28/10), mengingatkan pentingnya mengetahui identitas calon pembantu rumah tangga (PRT) yang hendak direkrut. Usahakan untuk mendapatkan foto, mengetahui latar belakangnya, orangtuanya, atau keluarga asalnya, sehingga ada yang bisa dihubungi jika terjadi sesuatu.

Heru juga mengimbau warga yang hendak mencari pembantu lewat perusahaan penyalur agar memastikan legalitas perusahaan tersebut. Pasalnya, sejumlah kelompok penjahat berkedok sebagai perusahaan jasa penyalur pembantu.

”Apabila menggunakan jasa penyalur, cek legalitasnya, bisa saja penyalurnya ini palsu,” tambah Heru.

Pekan lalu, Bekasi digegerkan oleh seorang PRT yang diduga membunuh secara sadis anak balita laki-laki berusia 3 tahun 6 bulan. Anak balita malang tersebut dibunuh dengan cara disayat urat nadi pada lengan kanannya dengan pisau oleh PRT yang baru bekerja 10 hari. Hingga kemarin, polisi masih mencari jejak dan lokasi pelarian pembantu bernama Sartinah (23) tersebut.

Kelompok penjahat berkedok pembantu juga mengincar harta warga yang tengah membutuhkan jasa PRT. Dua kelompok telah diringkus polisi, tetapi sindikat lain diduga masih berkeliaran.

Heru Pranoto menyebutkan, anak buahnya telah meringkus delapan tersangka dari dua kelompok berbeda. Pelaku berpura-pura sebagai PRT.

”Dua kelompok dengan modus mirip ditangkap. Kelompok satu modusnya memasukkan seorang perempuan berpura-pura sebagai PRT ke keluarga yang membutuhkan. Pembantu ini lalu melapor ke kelompoknya tentang kondisi rumah sebelum melakukan pencurian,” kata Heru.

Tiga orang ditangkap, yakni Y alias N, A alias AP, dan S alias SR. Korbannya adalah seorang warga Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan kerugian Rp 100 juta.

Kelompok kedua yang diringkus berkedok sebagai jasa penyalur pembantu, tetapi modusnya mirip.

”Setelah seorang anggota perempuan disalurkan sebagai pembantu, lalu melapor ke kelompoknya mengenai kondisi rumah sebelum melakukan pencurian harta benda,” ujar Heru.

Lima anggota kelompok ini telah diringkus. Mereka adalah MU alias IM, SU, GI, UD, dan NA alias SE, perempuan yang berperan sebagai pembantu. Tiga anggota kelompok ini masih buron, yakni RO, BE, dan CI.

Kelompok ini menggasak harta senilai lebih dari Rp 2 miliar dari seorang warga di Jalan Cempaka Raya, Sawah Barat, Jakarta Timur, pada 2 Oktober lalu. Menurut Heru, penangkapan para tersangka dilakukan pada 22 Oktober dan 24 Oktober lalu di sejumlah tempat persembunyian mereka.

Polisi memang menjadi mitra masyarakat dalam penanganan kriminalitas, termasuk jika kasusnya melibatkan PRT. Namun, akan lebih baik jika langkah antisipasi sudah dilakukan oleh setiap rumah tangga. (RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com