Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembang Goyang dan Kue Akar, Jangan Sampai Punah

Kompas.com - 16/11/2014, 13:33 WIB
Desy Selviany

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Apakah Anda tahu Kembang Goyang atau Kue Akar? Nama-nama itu mungkin kalah tenar dibandingkan cookies atau cheese stick di telinga sebagian besar warga Jakarta. Padahal kedua kue tersebut merupakan kuliner khas Betawi.

Kembang Goyang yang berbentuk menyerupai bunga menawan lidah karena rasanya yang manis dan renyah. Sementara itu, Kue Akar adalah kue yang bentuknya panjang menyerupai akar. Rasanya tak kalah nikmat daripada Kembang Goyang.

Saat ini, tak mudah menemukan orang-orang yang memang khusus membuat kedua jenis kue kering ini.

Namun di Setu Babakan, ada seorang perempuan yang khusus membuat kedua kue khas Betawi ini dan menjualnya. Mpok Maryanah (31) namanya.

Dia mulai berinisiatif untuk membuat dan menjual kue tersebut sejak 4 tahun lalu, semenjak Kampung Betawi di Setu Babakan, Srengseng Sawah, mulai tenar di media.

Kembang Goyang dan Kue Akar Mpok Maryanah diberi merek sama dengan namanya. Maryanah mengaku ibunya memang sudah sering membuat Kue Akar dan Kembang Goyang sejak tahun 90-an hingga kemudian vakum karena mulai banyak warga Setu Babakan yang mengikuti usahanya.

Akhirnya, ketika Setu Babakan mulai tenar di media, Maryanah berinisiatif untuk membuka usaha membuat Kembang Goyang dan Kue Akar yang berbeda dengan yang lainnya. Dia dan ibunya akhirnya membuat Kembang Goyang dan Kue Akar dari resep yang berbeda dari yang lainnya.

Pada awalnya, dia mengaku sering mengalami kegagalan ketika bereksperimen membuat Kue Akar dan Kembang Goyang yang pas dengan takaran berbeda.

"Waktu pertama cari takaran yang khas aja kita harus gagal berkali kali, makanya sekarang resep tersebut kita rahasiakan," ungkapnya.

Oleh karena itu, ketika pesanan membludak, khususnya pada bulan Ramadhan, dia meminta bantuan sanak keluarganya untuk membuat Kembang Goyang dan Kue Akar.

"Kita paling minta bantuan bibi-bibi kita kalo pesanan membludak, soalnya kita pengen menjaga kekhasan rasa dari Kembang Goyang dan Kue Akar Mpok Maryanah," ceritanya.

Dalam seminggu, Maryanah mengaku dagangannya laku terjual 200-300 bungkus. Per bungkusnya, Kembang Goyang dan Kue Akar buatannya dihargai Rp 12.000. Dari penjual tersebut, Maryanah mendapatkan keuntungan Rp 600.000-Rp 700.000 per minggu.

Ketika bulan Ramadhan tiba, pesanan Kembang Goyang dan Kue Akar buatannya bisa mencapai 2.000 bungkus. Saat ini, Maryanah menjual dagangannya lewat kios-kios di Setu Babakan, akan tetapi dia sendiri juga menjual kue khas betawi tersebut di kiosnya sendiri.

Maryanah juga berharap dengan usahanya ini, selain bisa mendapatkan keuntungan, dia juga berharap bisa sekaligus membuat makanan khas Betawi itu tetap "renyah" dari zaman ke zaman dan tidak sampai punah.

"Saya harap juga sih dengan membuat kembali makanan khas Betawi ini selain mendapatkan untung tapi bisa juga melestarikan makanan khas Betawi yang kini susah dicari," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com