Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Penumpang Lebih Aman dan Nyaman di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 17/11/2014, 15:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga pekerja yang mengenakan helm dan rompi proyek antusias memoles nat dari lantai marmer berwarna gading. Inilah sekelumit kesibukan di lokasi proyek pengembangan Terminal 3 (T3) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Kamis pekan lalu.

Kini, pembangunan lantai satu proyek pengembangan terminal tersebut terus dikebut. Pekerjaan pembangunan terminal berlantai dua ditargetkan selesai pada Agustus 2015 dan dioperasikan di akhir tahun itu juga.

Dengan begitu, persoalan kelebihan penumpang di Terminal 1 (T1), Terminal 2 (T2), dan T3 yang kini mencapai 47 juta orang per tahun dari kapasitas sebanyak 22 juta penumpang per tahun secara bertahap bisa teratasi.

Di luar bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 387.733 meter persegi itu tampak banyak pekerja sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Alat berat seakan tidak mau kalah dengan aktivitas pekerja dalam kawasan terbatas tersebut.

”Sejauh ini pekerjaan tidak molor dan berjalan sesuai jadwal,” kata Fransisca D Larasati, Chief Project Implemetion Unit T3 Ultimate.

Untuk mengejar target pembangunan, dikerahkan sebanyak 3.000 pekerja selama 24 jam.

Pekerjaan dikebut, kata Frasnsica, karena pada awal pembangunan, yakni Januari hingga Maret 2013, pekerjaan tak maksimal. Gangguan alam, yakni curah hujan dengan intensitas cukup tinggi dan terjadi setiap hari, mengakibatkan terganggunya pekerjaan, terutama penggalian dan pembuatan fondasi.

Direktur Pengembangan Kebandarudaraan dan Teknologi PT Angkasa Pura II Salahudin Rafi mengatakan, pengembangan T3 adalah bagian dari Grand Desain Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju bandara berkelas dunia 2016.

Dengan pengembangan di terminal itu, kata Rafi, kawasan T3 yang sebelumnya hanya seluas 34.000 meter persegi menjadi 412.733 meter persegi.

Kepala Humas dan Protokol PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta Yudis Tiawan mengatakan, sejauh ini total kapasitas penumpang di T1, T2, dan T3 sudah mencapai 47 juta orang per tahun. Padahal, kapasitas terbangun hanya untuk 22 juta penumpang per tahun, di antaranya masing-masing 9 juta penumpang per tahun di T1 dan T2 serta 4 juta penumpang per tahun di T3.

Dengan pengembangan T3 akan menambah daya tampung sebanyak 25 juta penumpang per tahun dan revitalisasi T2 dan T1 maka keseluruhan terminal tersebut dapat menampung lebih dari 67 juta penumpang per tahun.

Selain penambahan kapasitas penumpang, pengembangan T3 ini juga menambah kapasitas untuk pesawat. Jika selama ini kapasitas parkir pesawat untuk melayani 40 pesawat, dengan pengembangan T3 tersebut dapat menampung 60 pesawat.

Humanis

Sebagian warga pengguna jasa penerbangan sudah tak sabar menanti beroperasi fasilitas bandara lebih humanis ini. ”Jangan lagi ada antrean panjang dan berdesak-desakan saat check in seperti di Terminal 1B. Terkadang karena antrean panjang saat check in, penumpang batal terbang,” kata Rosella Setyawati (50), warga Medan, Sumut, Jumat (14/11/2014).

Menurut Rosella, sudah saatnya Bandara Soekarno-Hatta seperti Bandara Internasional Kualanamu, Medan.

Harapan senada diutarakan Firmansyah (35), warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. ”Malu rasanya saat menginjakkan kaki di Bandara Changi dan KLIA 1, Kuala Lumpur. Bandara di sana sangat modern, beda dengan Terminal 1 dan Terminal 2 yang mirip terminal bus dan stasiun,” Firmansyah.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jaka Badranaya, mengatakan, selaku bagian dari ikon negeri ini, Bandara Internasional Soekarno-Hatta selayaknya aman, nyaman, bagi pengguna jasa penerbangan domestik dan asing. (PINGKAN ELITA DUNDU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com