Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layani SMS "Nyasar", Dua Siswi SMP Jadi Korban Penyekapan

Kompas.com - 02/12/2014, 10:58 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelajaran berat dirasakan RA (14) dan N (14), siswi SMP di Lenteng Agung. Akibat salah bergaul, kedua sahabat itu menjadi korban penyekapan sekaligus pelecehan seksual oleh enam orang pemuda pengangguran.

Pengalaman pahit tersebut diungkapkan oleh Y, ibunda RA, dan AB selaku paman N. Terungkap, saat para keluarga korban mengetahui dua remaja itu tidak kunjung pulang usai pulang sekolah selama dua hari, terhitung sejak Sabtu (29/11/2014).

Berdasarkan kesaksian keduanya, AB mengatakan, penyekapan yang dialami keponakannya tersebut bermula saat salah seorang pelaku bernama Ari mengirimkan pesan singkat kepada AR. AR mengajak bertemu dan berkumpul dengan lima orang teman pelaku usai pulang sekolah.

"RA bertemu Ari dari SMS (pesan singkat) yang ngajak untuk bertemu. SMS itupun SMS nyasar, karena pelakunya bukan siswa di sekolah," jelas AB, warga Kebagusan Kecil, kepada Warta Kota, usai menjalani pemeriksaan di PPA Polres Jakarta Selatan, Senin (1/12/2014).

Karena tidak ingin sendirian, RA mengiyakan janji pertemuan itu. Dia mengajak N, teman sekelas RA di sekolah. Keduanya kemudian pergi ke rumah kos di wilayah Ciganjur, Jagakarsa, tepat di belakang Kompleks Damkar sekitar pukul 14.00 WIB.

Kamar kosan yang diketahui berada di pedalaman dengan kondisi kumuh dan gelap itu ternyata sudah menunggu lima orang pelaku lainnya, termasuk seorang pelaku lainnya bernama Ricky yang tengah memulai pesta miras. RA dan N pun diperintahkan untuk meminum minuman keras yang sudah disediakan dalam sebuah jeriken.

Usai mabuk, keduanya diperlakukan secara seronok dan dilecehkan secara beramai-ramai oleh para pelaku yang diketahui bernama Ipul, Eman, Ricky, Kinoy, Gareng dan Ari. Keduanya disekap para pelaku dalam kamar. Mereka diancam akan disiksa apabila berteriak dan menghubungi keluarga.

Selain tidak diperbolehkan meninggalkan kosan, kedua gadis belia itu pun tidak diberikan makan dan tidak diperbolehkan mandi. Keduanya disekap dan dikunci dari luar saat keenam pelaku pergi meninggalkan kosan.

Beruntung, N berhasil melarikan diri melalui pintu belakang kosan. N yang kelelahan, katanya, segera mendatangi sebuah warung internet (warnet) untuk mencoba menuliskan pesan dalam status pribadi akun Facebook miliknya. Hal tersebut bertujuan agar pihak keluarga yang menyadari kepergian keduanya dapat mengetahui keberadaan mereka.

"Kita udah stres. Sudah cari ke mana-mana. Dari sekolah sampai ke jalan-jalan raya. Kebetulan N update status. Dari situ saya coba comments di Facebook-nya sampai akhirnya kasih tahu posisinya lagi di wilayah Mangga Besar, Pasar Minggu. Itupun karena saya minta supaya dia nanya alamat sama orang sekitar," tambahnya.

Usai mendapatkan informasi, pihak keluarga pun segera meluncur ke lokasi dan menggeruduk kamar kosan yang diketahui masih terdapat RA. Lantaran heboh pengerebekan, sejumlah warga pun berkerumun di rumah kosan, hingga akhirnya disadari salah seorang pelaku hadir dalam aksi penggerebekan.

"Saat digerebek, ternyata ada salah satu pelaku yang ikut nonton, yang diketahui bernama Ipul. Nah korban, kemudian menunjuk Ipul. Dari dialah kemudian kita sisir pelaku lainnya," jelas Y, ibu RA.

Berdasarkan keterangan Ipul, pihak keluarga pun berhasil menangkap dua orang pelaku lainnya yakni, Eman dan Ricky. Sementara tiga orang pelaku lainnya, yakni Kinoy, Gareng dan Ari diketahui sudah melarikan diri.

Sementara itu, Kasubnit PPA Polres Jakarta Selatan, Ipda Nunu, mengatakan pihaknya baru saja mendapatkan laporan terkait kasus dugaan penyekapan dan pelecehan seksual tersebut. Dia pun segera meminta agar pihak keluarga memeriksakan dan membuat visum mengenai kondisi kedua korban ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.

"Laporan sudah kami terima, kami sudah mintakan kepada orangtua masing-masing untuk membuat visum. sedangkan, terkait pengejaran pelaku masih kami telusuri, tiga orang pelaku yang sudah tertangkap sudah ditahan dan akan dimintai keterangan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com