Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Teriaki Terdakwa Pengeroyok Andi sebagai Pembunuh

Kompas.com - 08/12/2014, 13:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — F dan R, dua terdakwa penganiaya Andi Audi Pratama, pelajar SMA 109 Jakarta, pada kasus tawuran di kawasan Pejaten, memasuki Ruang Sidang Anak Sarwata di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (8/12/2014) sekitar pukul 12.30.

Keduanya mendapat pengawalan dari puluhan aparat kepolisian. Dengan mengenakan baju koko putih dan celana hitam panjang, terdakwa F dan R berjalan mengikuti petugas kepolisian dari ruang tunggu tahanan anak ke ruang sidang.

Seorang petugas tampak berdiri di paling depan serta menggiring F dan R ke Ruang Sidang Anak Sarwata. Di belakang kedua terdakwa, beberapa polisi lainnya mengikuti. Melihat dua terdakwa melintas, satu dari beberapa keluarga korban yang hadir lantas "menyemprot" kedua terdakwa penganiayaan Andi hingga tewas itu.

"Pembunuh, pembunuh keponakan gue loe," pekik salah satu wanita keluarga korban, tak jauh dari pintu masuk ruang sidang anak, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin siang.

Wanita yang kemudian diketahui berinisial Ki (38) itu mengaku hadir untuk memberikan bentuk shock therapy kepada para terdakwa. [Baca: Pengacara Terdakwa Minta "Otak" Pengeroyokan Andi Ditangkap]

"Sayat mau kasih shock sama pembunuh. Mau kasih lihat mukanya. Yang dibunuh bukan binatang, punya tante, punya keluarga besar," ujar wanita berkerudung abu-abu ini.

Ki mengaku, keluarga tidak dapat menerima kematian Andi. Keluarga, lanjutnya, sudah merawat korban sejak kecil sampai dewasa. Malangnya, Andi tewas di tangan pelajar sekolah lain dalam tawuran di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Ki berharap, pelaku pengeroyok keponakannya itu dapat diberikan hukuman seberat-beratnya. Ia berharap terdakwa dipenjara. "Harus dipenjara seberat-beratnya. Dia kalau sudah merasa bebas, dia akan merasa jago di lingkungannya. Ini untuk menghindari hal-hal begini terjadi lagi," ujar Ki.

Keluarga Andi memang tampak mengawal sidang kasus tawuran yang menewaskan Andi. Karena pihak yang diduga sebagai keluarga korban sempat mengamuk pada sidang sebelumnya, pengamanan pun diperketat. Beruntung, aksi tersebut dapat diredam beberapa saat kemudian oleh petugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com