Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Masuk, PKL Gelar Lapak di Luar Monas

Kompas.com - 09/12/2014, 19:14 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Pengelola Monumen Nasional memutuskan untuk menutup Pintu Timur Monas mulai Selasa (9/12/2014). Cara itu untuk mencegah masuknya pedagang kaki lima (PKL) ke kawasan Monas.

Namun PKL tak kehabisan akal, mereka pun tetap menggelar lapaknya di luar pintu tersebut. Paling tidak itulah yang terlihat sejak Selasa pagi hingga sore. [Baca: PKL Monas: Ahok Itu Paling Kejam Sedunia]

"Sudah jauh-jauh ke sini, maunya dagang lah, enggak boleh masuk ya sudah dagang di sini," ujar Eko (40), pedagang pakaian. Namun Eko mengakui hanya sedikit orang mampir ke lapaknya saat ia berjualan di luar. Namun, ia belum dapat menyebutkan penurunan omzet yang ia dapatkan.

Halimah (29), pedagang kopi mengeluhkan hal yang serupa. Wanita yang sudah hampir satu tahun berjualan kopi ini merasa kesal karena tidak dibolehkan lagi masuk ke area Monas. [Baca: "Monas Kami Tutup Total biar Mereka Enggak Bisa Masuk!"]

"Saya mau dagang di mana lagi? Tolong lah kalau memang diusir kami disediakan tempat," ujar dia. Pantauan Kompas.com, belasan PKL menggelar lapak di trotoar depan Pintu Timur Monas.

Kendati demikian, keberadaan mereka tak terlalu mengganggu lalu lintas. Sebab, lapak mereka tidak sampai memakan badan jalan.

Sementara itu, di bagian dalam Monas, beberapa petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tampak berjaga-jaga. Mereka mengawasi PKL supaya tidak berupaya masuk ke dalam area Monas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com