Namun PKL tak kehabisan akal, mereka pun tetap menggelar lapaknya di luar pintu tersebut. Paling tidak itulah yang terlihat sejak Selasa pagi hingga sore. [Baca: PKL Monas: Ahok Itu Paling Kejam Sedunia]
"Sudah jauh-jauh ke sini, maunya dagang lah, enggak boleh masuk ya sudah dagang di sini," ujar Eko (40), pedagang pakaian. Namun Eko mengakui hanya sedikit orang mampir ke lapaknya saat ia berjualan di luar. Namun, ia belum dapat menyebutkan penurunan omzet yang ia dapatkan.
Halimah (29), pedagang kopi mengeluhkan hal yang serupa. Wanita yang sudah hampir satu tahun berjualan kopi ini merasa kesal karena tidak dibolehkan lagi masuk ke area Monas. [Baca: "Monas Kami Tutup Total biar Mereka Enggak Bisa Masuk!"]
"Saya mau dagang di mana lagi? Tolong lah kalau memang diusir kami disediakan tempat," ujar dia. Pantauan Kompas.com, belasan PKL menggelar lapak di trotoar depan Pintu Timur Monas.
Kendati demikian, keberadaan mereka tak terlalu mengganggu lalu lintas. Sebab, lapak mereka tidak sampai memakan badan jalan.
Sementara itu, di bagian dalam Monas, beberapa petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tampak berjaga-jaga. Mereka mengawasi PKL supaya tidak berupaya masuk ke dalam area Monas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.