"Boleh naik (tarifnya) asal bisa jamin membawa saya aman sampai tujuan," ujar Meida Rantika (27), salah satu pengguna taksi yang ditemui Kompas.com, di Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (16/12/2014).
Meida lalu merujuk kepada beberapa peristiwa perampokan di dalam taksi yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. "Uang korban di ATM dikuras habis sama perampok itu. Ngeri sekali kan," ujar dia.
Anjani Rizki Putri (25), yang ditemui di tempat yang sama, juga mengaku tak mempersoalkan kenaikan tarif taksi asalkan keselamatan terjamin.
Menurut Anjani, menyusul kejadian perampokan di dalam taksi itu, dia sempat takut menumpang taksi.
Sebagai pelanggan taksi, Anjani menyarankan perusahaan taksi meningkatkan prosedur standar pelayanannya.
"Harusnya tiap kita buka pintu, sopir bilang ke kita kalau dia sudah sesuai dengan tanda pengenal yang ada di dashboard, misalnya," usul Anjani.
Bisa juga, lanjut Anjani, para penumpang ditawari untuk memeriksa bagasi untuk memastikan tak ada "muatan lain" di dalamnya. "Karena kami rela membayar (lebih mahal) untuk kenyamanan dan keamanan," ujar dia.
Saat ini, tarif yang dikenakan taksi Blue Bird per buka pintu adalah Rp 7.500. Tarif ini naik Rp 500 dari tarif sebelumnya. Sementara itu, tarif yang diberlakukan per kilometer adalah Rp 4.000, naik Rp 500 pula dari sebelumnya.
Adapun tarif taksi Express juga mengalami kenaikan. Taksi itu memasang tarif buka pintu sama dengan Blue Bird, yakni Rp 7.500, naik Rp 1.000 dari tarif sebelumnya. Tarif per kilometer Express juga sama dengan Blue Bird.
Merek taksi lain dari kedua grup tersebut, misalnya Pusaka dari Grup Blue Bird dan Eagle dari Grup Express, turut menerapkan tarif yang sama. Besaran tarif yang sama dipakai pula oleh merek taksi dari selain kedua grup itu, seperti Gamya, Putra, dan Taxiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.