Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunjangan untuk Marbot Masjid Diharapkan Setara dengan Ketua RT

Kompas.com - 16/12/2014, 13:56 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyarankan agar tunjangan untuk para marbot masjid di Jakarta disetarakan dengan tunjangan para Ketua RT dan RW yang saat ini telah mencapai sekitar Rp 1,5 per bulan. Dengan jumlah tersebut, para marbot diyakini akan bisa lebih fokus mengurus masjid.

"Dari 2013, marbot dapat intensif sekitar Rp 200 ribu per bulan. Ini belum ideal. Kalau saya maunya (tunjangan marbot) setara dengan RT/RW karena mereka itu eksitensinya lebih bagus. Bangun lebih awal, korban waktu. Kalau Rp 1,5 per bulan, dia bisa fokus memakmurkan masjid," kata Sekretaris DMI DKI Jakarta Agus Sofyan, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Selain Marbot, Agus juga menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI memberikan tunjangan untuk para guru ngaji. Menurut Agus, saat ini, para guru ngaji hanya mengandalkan penghasilan dari anak didiknya. Adapun penghasilan bersih yang mereka kantongi setiap bulannya hanya berkisar Rp 100-200 ribu. Jumlah tersebut, kata Agus, masih belum ideal karena seharusnya para guru mengaji mendapat bayaran sekitar 700-800 ribu per bulan.

"(Guru mengaji) kurang diperhatikan. Gajinya Rp 100-200 ribu per bulan. Itu paling anak muridnya yang ngasih uang. Bahkan ada yang ikhlas (tanpa bayaran). Idealnya gaji buat guru mengaji sekitar Rp 700-800 ribuan," ujar dia.

Agar tunjangan yang diberikan tepat sasaran, Agus menyarankan agar diterapkan syarat-syarat khusus, meliputi guru mengaji yang berhak diberikan tunjangan adalah mereka yang mengajar di Taman Pendidikan Quran (TPQ), memiliki murid, minimal sudah lama mengajar, dan punya potensi sebagai guru mengaji.

"Tamatan pesantren banyak yang menganggur, sayang kan kalau potensi mereka tidak dimanfaatkan. Jadi anak-anak kita yang belum dapat pekerjaan, bisa mendapatkan lapangan kerja juga. Mendidik anak kecil mengenal agama, supaya tidak buta huruf (Alquran)," ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com