Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2014, 22:12 WIB
BEKASI, KOMPAS.com — Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi 2015 dipastikan molor dari jadwal. Penyebabnya, hingga kini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi belum kunjung mengesahkan Rancangan APBD 2015. Hal ini dapat berimplikasi pada rendahnya penyerapan anggaran.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, eksekutif telah mengajukan draf RAPBD 2015 kepada DPRD Kota Bekasi pada akhir September silam.

”Kami sudah mengingatkan kepada DPRD soal RAPBD ini. Saya sudah kirim surat tiga kali. Kalau memang belum memenuhi syarat, ya kembalikanlah (RAPBD) itu,” ujar Rahmat Effendi, di Kota Bekasi, Selasa (16/4).

Dalam suratnya yang terakhir kepada DPRD, awal Desember silam, Rahmat Effendi meminta DPRD mempercepat persetujuan Rancangan Peraturan Daerah APBD 2015. Persetujuan bersama raperda APBD semestinya selambat-lambatnya 30 November atau satu bulan sebelum masa penggunaan anggaran. Adapun penetapan perda APBD selambat-lambatnya ditetapkan pada 31 Desember.

Selain penyerapan anggaran dikhawatirkan rendah, kondisi ini juga dengan sendirinya berdampak pada hak-hak keuangan anggota DPRD termasuk gaji, selama enam bulan. Hal ini termaktub dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/6865/SJ tanggal 24 November 2014.

Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu mengatakan, belum disahkannya RAPBD 2015 juga dapat berdampak pada rendahnya penyerapan belanja. ”Bisa jadi terulang penyerapan rendah. Kalau misalnya terlambat, ini terjadi pada triwulan I. Namun, triwulan II hingga empat bisa mengejar. Tentu saja dengan pola yang memang RAPBD harus selesai bulan ini,” ujar Ahmad.

Sebagai gambaran, penyerapan APBD Kota Bekasi 2014 hanya mencapai 58,6 persen dari Rp 3,93 triliun. Kondisi ini berdampak tingginya angka sisa lebih penggunaan anggaran. Salah satu penyebabnya adalah molornya pengesahan APBD dan adanya kegiatan yang gagal lelang.

Ahmad Syaikhu mengungkapkan, jika akhir Desember 2014 RAPBD disahkan oleh DPRD maka setidaknya baru Februari 2015 anggaran dapat dicairkan. Pasalnya, masih ada tahapan lain setelah pengesahan, yakni evaluasi dari Gubernur Jawa Barat yang perlu waktu 15 hari kerja.

Ketua DPRD Kota Bekasi Tumai mengatakan, DPRD belum dapat langsung membahas RAPBD 2015 karena terbentur pelaksanaan kegiatan Pekan Olahraga Daerah XII Jawa Barat dan MTQ Kota Bekasi. Rapat pembahasan finalisasi RAPBD dijadwalkan dimulai Kamis besok dan diperkirakan disahkan 24 Desember 2014.

Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Bekasi mengajukan RAPBD 2015 sebesar Rp 3,8 triliun. Tumai menilai komposisi RAPBD 2015 sudah cukup baik karena telah mengakomodasi belanja publik antara 59 hingga 60 persen.

Mobil dinas

Pemerintah Kota Bekasi juga menyesalkan adanya mobil dinas DPRD yang belum dikembalikan oleh anggota DPRD Bekasi periode 2009-2014 yang tidak terpilih lagi.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yayan Yuliana mengatakan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokol dan Keuangan Pimpinan DPRD, seharusnya mobil dinas sudah tidak lagi dipakai anggota DPRD jika yang bersangkutan tidak terpilih lagi.

Sebaliknya, Kabupaten Bogor melenggang soal APBD. Status Nurhayanti sebagai pelaksana tugas tidak menghambat kinerja pemerintahan, termasuk soal penetapan APBD 2015. Legislatif dan eksekutif kabupaten ini sukses menetapkan APBD 2015 pada 26 November 2014, secepat Kota Bogor. ”Itu dilakukan saat Nurhayanti masih berstatus wakil bupati,” kata Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Ruhandi, Selasa kemarin.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Munawaroh Yasin menambahkan, kinerja pemerintahan dalam penyerapan APBD 2014 cukup baik. Hingga pertengahan Desember 2014, penyerapan APBD mencapai 69,7 persen.

”Padahal, sampai triwulan III, penyerapan baru 50 persen. Kami mendorong agar penyerapan bisa 80 persen,” kata Ade, Ketua Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bogor dan adik dari Rachmat Yasin, Bupati Bogor, yang terkena kasus korupsi sehingga mengundurkan diri.

DPRD Bogor sudah berkoordinasi dan mempersiapkan pelantikan Nurhayanti sebagai bupati definitif. Konsultasi berlangsung pada Senin lalu untuk membahas pelantikan itu. (ILO/BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com