Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggusuran Mereda jika Menjelang Jadwal Pemilu?

Kompas.com - 21/12/2014, 16:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menyimpulkan pola penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2014. Hal ini dilihat berdasarkan frekuensi penggusuran yang terjadi pada tiap bulannya.

"Data penggusuran pada bulan Juni itu terendah ya. Karena apa? Karena saat itu bulan pilpres. Harus dijaga stabilitas suara," ujar Azas di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (21/12/2014).

Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh Azas, jumlah penggusuran tersebut mulai meningkat selepas pilpres. Tepatnya pada bulan Juli hingga Agustus, yang sekaligus menjadi puncak penggusuran di Jakarta.

Hal ini senada dengan yang diucapkan oleh pengamat tata kota, Nirwana Yoga. Yoga memprediksi, penggusuran akan marak dilakukan pada tahun 2015 sampai 2016. Sementara itu, frekuensinya akan berkurang pada 2017. Hal ini karena pada tahun 2017 akan dilaksanakan Pilkada DKI Jakarta.

Pada tahun 2018, Yoga memprediksi penggusuran akan kembali gencar karena Jakarta akan menghadapi Asian Games. "Tahun 2019 turun lagi karena itu tahun pilpres," ujar Yoga.

Selain memprediksi frekuensi penggusuran pada tahun-tahun ke depan, Yoga juga memperhatikan pola penggusuran terhadap PKL. Yoga mengatakan, penggusuran terhadap PKL sering dilakukan ketika bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. "Karena PKL-nya lagi pulang kampung, lapaknya ditinggal. Jadi gampang gusurnya," ujar Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com